BolaStylo.com - Mantan pebulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, mengungkapkan cara Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melakukan praktik korupsi.
Taufik Hidayat mengakui bahwa praktik korupsi masih menjadi masalah di Indonesia.
Menurut Taufik Hidayat, tindakan korupsi bisa dilakukan oleh pejabat atau ASN biasa.
Hal itu diungkapkan Taufik Hidayat dalam wawancara bersama Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Dulu Mantan Tunggal Putra Nomor 1 Dunia, Sosok Ini Justru Akui Tak Bisa Jadi Pelatih
Dalam wawancara tersebut, salah satu yang Taufik Hidayat membeberkan cara kerja praktik korupsi di bidang olahraga.
Dia menyebut bahwa korupsi tidak hanya dilakukan oleh petinggi sekelas menteri melainkan anggota-anggota di bawahnya.
Taufik Hidayat lantas memberi contoh satu fenomena yang rentan terjadi praktik korupsi oleh anggota ASN biasa di bidang olahraga.
Baca Juga: Taufik Hidayat Akui Kapok Masuk Dunia Pemerintahan
"Sekarang gini deh, ada atlet 500. Kita dipelatnasin di hotel. Harga, let's say per atlet jatahnya Rp 500.000," kata Taufik Hidayat, dikutip BolaStylo.com dari Kompas.com.
"Kalau kita masukin orang banyak ke hotel itu kan, suka dapat diskon," ujar dia menambahkan.
Diskon tersebut nantinya bisa diambil oleh anggota ASN yang bertugas.
Baca Juga: Pernyataan Taufik Hidayat Soal Suap Menpora Disorot Media Malaysia
"Oh, selisih. Lumayan," kata Deddy menanggapi.
Lebih lanjut Taufik Hidayat mengatakan bahwa diskon itu baru diperoleh dalam satu hari.
Padahal, kata Taufik Hidayat, pelatnas bisa digelar selama lebih dari satu bulan.
Baca Juga: Bukan Taufik Hidayat, Lee Chong Wei Akui Sosok Ini Membuatnya Terobsesi untuk Mengalahkannya
Jika dihitung, angka yang terkumpul dari 500 atlet dalam satu hari seperti yang dikatakan Taufik, maka tercatat Rp 50 juta.
Kemudian, jika dikalikan dalam 30 hari atau satu bulan, angka berkisar Rp 1,5 miliar.
"Rp 100.000 kali 1.000 (500) atlet. Berapa duit? Per hari," ungkap Taufik Hidayat lagi.
Baca Juga: Idolakan Taufik Hidayat, Pebulu Tangkis Putri Jepang Sampai Rela Lakukan Hal Ini
"Makanya dia (koruptor) bilang kerja gue PNS (gaji) segini-segini, omong kosong semua."
"Kok mereka bisa survive, punya rumah, mobil, cicilan berapa, hidup di Jakarta? Come on!" tegas dia.
Terlepas dari hal itu, Taufik Hidayat kini ikut dipanggil oleh KPK untuk meberikan kesaksian dalam kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Imam Nahrawi.
Baca Juga: Pewaris Backhand Smash Taufik Hidayat Bukan dari Indonesia, tetapi Malaysia
Taufik Hidayat mengaku menerima uang itu dari Direktur Keuangan Satlak Prima saat itu, Reiki Memesah, sebelum diserahkan ke asisten Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.
Dia mengakui tindakannya mengantar uang ke Mantan Pemuda dan Olahraga itu sebesar Rp 1 miliar dari total Rp 20,148 miliar.
Dia sama sekali tidak tahu apa kegunaan dari uang tersebut.
Baca Juga: 5 Penyebab Kevin Sanjaya Jadi Rebutan 3 Pebulu Tangkis Top Dunia
Hal itu juga dipertegas Taufik Hidayat dalam wawancara bersama Deddy Coburzier.
"Saya tidak tahu uang itu (untuk apa). Saya tidak bertanya (untuk apa uang itu), tetapi saya tahu itu uang. Karena saya saat itu (masih) baru, jadi yang nitip, oh ya sudah deh," ucapnya.
"Saya akui, saya salah, cuma kan saya tidak berpikir panjang," ujar Taufik Hidayat.
Source | : | YouTube,kompas |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR