BolaStylo.com - Klub raksasa Liga Italia, Juventus ternyata sempat ditolak dua kali oleh pemain asal Asia Tenggara di masa lalu.
Sosok yang dengan berani menolak dan tak tergoda dengan tawaran Juventus itu bernama Charyl Chappuis.
Charyl Chappuis merupakan salah satu pemain keturuan Thailand yang pernah berkiprah di Swiss saat masa remaja.
Pemain yang dibilang memiliki kemiripan wajah dengan Cristiano Ronaldo itu pernah memngantarkan tim muda Swiss ke tangga juara Piala Dunia U-17 2009.
Berkat prestasinya bersama Timnas U-17 Swiss, Chappuis mendapatkan banyak tawaran salah satunya dari Juventus.
Meski mendapatkan tawaran dari klub sekaliber Juventus, Chappuis rupanya tak tergoda, ia tetap memilih bertahan di Zurich, Swiss.
Alasannya, karena Chappuis yang kala itu masih berusia 18 tahun merupakan seorang remaja yang takut jauh dari rumah.
Selain itu, ia juga takut tak bisa berkomunikasi dengan siapapun karena ia tak bisa bahasa Italia.
"Saya menolak karena merasa takut. Saya takut jauh dari rumah, tak bisa berkomunikasi dengan siapapun dan tak bisa bicara bahasa Italia," tutur Chappuis terkait tawaran tersebut.
Mengejutkannya, Juventus ternyata sempat menawarinya dua kali dan ia tetap menolaknya.
"Luca Pessotto (pencari bakat yang juga legenda Juventus) mengatakan jika Juventus tak akan mendatangi pemain dua kali. Nyatanya dia menyodorkan penawaran sebanyak dua kali dan saya tetap menolak," cerita Chappuis.
Setelah menolak Juventus, Chappuis memulai karier profesionalnya di sebuah klub dari Zurrich bernama Grasshoppers pada tahun 2010.
Ia kemudian kembali ke Thailand dan memulai kariernya di negeri gajah putih dengan bergabung bersama Buriram United pada tahun 2013.
Chappuis beberapa kali berganti-ganti klub dan kini berlabuh di Port FC.
Selain berkarier di klub, Chappuis juga menjadi bagian dari Timnas Thailand dan sempat mengantarkan Thailand menjuarai Piala AFF pada tahun 2016 dan meraih medali emas SEA Games 2013.
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR