"Buat saya dosa yang paling besar adalah ketika kita mengkhianati penonton yang datang ke stadion, kemudian kita sudah tahu hasil pertandingan itu seperti apa," ujarnya.
"Ini pengkhianatan yang luar biasa, ini kejahatan yang luar biasa. Terbayang nggak kita bahwa penonton itu mungkin tidak semua orang kaya. bisa jadi untuk membeli tiket Rp 20.000 itu dia kerja dua hari dua malam."
"Bisa jadi dia untuk nonton sama keluarganya dia seminggu banting tulang, tapi di tengah lapangan kita bermain sandiwara," sambung Fakhri.
Pengaturan skor memang hal yang sudah marak di Indonesia, dan menurut Fakhri sulit bagi pemain untuk menghindari situasi semacam itu.
Menurutnya, hanya beberapa pemain berjiwa kuat saja yang sanggup menolak praktek kotor tersebut.
Baca Juga: Coba Letakkan Bawang Putih di Telinga dan Rasakan Manfaat yang Bikin Kaget Ini
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR