BolaStylo.com - Liga Inggris dipastikan tak lagi memiliki pemain terkaya dunia usai Leciester City memilih melepasnya.
Pesepak bola asal Brunei Darussalam, Faiq Bolkiah sempat dinobatkan sebagai pemain terkaya dunia.
Faiq mendapatkan status itu karena limpahan harta yang dimilikinya dari keluarganya yang berstatus anggota kerajaan Brunei Darussalam.
Faiq adalah keponakan dari sultan Brunei yang pundi-pundi harta dan asetnya berlimpah ruah.
Terlepas dari statusnya sebagai pemain terkaya dunia, Faiq kini tak bakal bermain di kompetisi Liga Inggris lagi usai Leicester City memilih melepasnya pada September ini.
Leicester City melepas pemain berusia 22 tahun itu ke klub Portugal Maritimo dengan status bebas transfer.
Kabar itu terungkap lewat pengumuman yang dirilis di Twitter resmi Maritimo.
???? Faiq Bolkiah
ℹ️ 22 anos
⚽ Médio/ ExtremoBem-vindo ao Maior das Ilhas! ????❤️#CSMaritimo #FaiqBolkiah pic.twitter.com/QEy4uFsRvw
— CS Marítimo (@MaritimoMadeira) September 23, 2020
Berdasarkan keterangan yang ada di Transfermarkt, Faiq dilepas dengan status bebas transfer.
Bersama dengan Maritimo, Faiq sendiri mengaku merasa senang dan menyatakan jika klub asal Portugal itu tepat untuk kariernya.
"Saya sangat senang berada di sini dan saya sudah membuat keputusan," kata Faiq Bolkiah usai resmi menjadi pemain Maritimo sebagaimana dilansir BolaStylo dari Bolasport.com yang mengutip UOL.
"Saya yakin ini adalah klub paling tepat buat kelanjutan karier saya. Tujuan saya adalah selalu memberikan yang terbaik di setiap pertandingan, meski di latihan sekalipun, dan membantu tim di situasi apapun," imbuhnya.
Faiq sendiri bukan satu-satunya pemain yang dilepas Leicester City musim ini.
Selain Faiq, Leicester City juga melepas Rhys Paul Richard, Viktor Tobias Johansson, Andy King, Justen Shelden Kranthouse, Ryan Loft, Nampalys Mendy, Conor Tee, dan George Stanley Thomas.
Kontrak para pemain itu rata-rata berkahir pada akhir Juni 2020 lalu.
Source | : | The Sun |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR