Kekurangan Energi
Karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi sumber energi, jika kekurangan kabrohidrat akan membuat seseorang kekurangan energi.
Baca Juga: Stop! Kebiasaan Makan Terlalu Cepat Ternyata Dapat Memicu Penyakit Mematikan, Ini Penjelasannya
Ketika melakukan aktivitas fisik, tubuh menggunakan glikogen sebagai sumber energi, jika asupan karbohidrat tak cukup, glikogen akan habis.
Konsekuensi yang ada, tubuh akan memecah protein dalam otot sebagai sumber energi, jika berlangsung selama beberapa bulan, efek yang muncul bisa berbahaya.
Terutama bagi orang yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi, selain itu metabolisme tubuh akan menjadi lebih lambat.
Kurang energi dan tubuh berisiko terasa lesu, ditambah penyakit kekurangan karbohidrat bisa mengakibatkan dehidrasi nyeri otot.
Baca Juga: Diet Apel Bisa Turunkan Bobot 10 Kg dalam Seminggu, Begini Caranya
Ketosis
Diet karbohidrat bisa dilakukan dengan sangat ekstrem, yakni mengurangi asupan karbohidrat secara drastis.
Asupan karbo hanya sekitar lima sampai 10 persen dari keseluruhan kalori harian, sebagian besar dari lemak dan protein.
Ketika tubuh berada dalam kondisi kekurangan karbohidrat, liver akan mengubah lemak menjadi asam disebut dengan ketone.
Kandungan inilah yang aakn dijadikan sebagai energi oleh tubuh, sementara proses ketosis bakal terjadi selama tiga sampai empat hari.
Baca Juga: Menikmati Camilan Ternyata Bisa Tanpa Mengkhawatirkan Berat Badan Naik
Kekurangan karbo dalam hal ini bisa menyebabkan penyakit keto flu, gejalanya terdiri dari mual, lemah dan sakit kepala.
Jika terjadi dalam jangka waktu yang panjang, ketosis bisa menyebabkan dehidrasi hngga kadar gula darah rendah.
Risiko Gangguan Jantung
Kekurangan karbohidrat bisa meningkatkan risiko kematian seseorang menurut beberapa studi yang dilakukan.
Baca Juga: Musim Hujan Telah Tiba, Waspada dengan 4 Penyakit Berbahaya Ini
Khususnya meningkatkan risiko fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung dengan gejala tubuh lesu, sakit kepala dan jantung berdebar.
Kondisi ini juga disebut dengan palpitasi karena aliran oksigen yang tidak optimal, kondisi ini membuat orang rentan terkena serangan jantung.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR