"Saya pikir sekarang, lebih dari sebelumnya, itu akan menjadi kesalahan besar (untuk mengubah strategi)," kata Mir.
“Tapi kami harus cepat dan selalu, ketika kamu mencoba untuk cepat kamu mengambil risiko. Kamu bisa membuat kesalahan. Yang penting adalah menemukan keseimbangan untuk risiko itu," tutur Mir.
Sebagai contoh di balapan GP Teruel 2020, Mir mengaku tak mau mengambil risiko kecelakaan demi mengejar pembalap di depan karena dia paham betul tak akan bisa memenangi balapan tersebut.
Mir awalnya mengaku tak terlalu peduli pada predikat juara dunia awalnya, tapi saat balapan ia kadang memikirkan hal itu.
Setelah gagal mengejar Franco Morbidelli dan Rins di Aragon, Mir paham satu hal, dia tidak akan mengubah strategi apapun dalam gaya balapannya.
Dia akan terus mencoba memberikan usaha 100 persen dan menyeimbangkan poin dan risiko yang ada.
"Saya tidak akan mengubah strategi. Saya akan terus seperti itu, hanya memberikan 100% dan selalu menemukan kompromi antara risiko dan poin.
"Saat akhir musim semakin dekat, kami harus menjadi lebih pintar dan melakukan kompromi ini dengan cara yang lebih baik, selalu," jelas Mir.
Terlepas dari itu, balapan tinggal tersisa tiga seri dan kemungkinan bisa menyusut menjadi dua seri karena ada kemungkinan seri terakhir di Portugal di tunda.
Hal ini tentu menjadi pertaruhan bagi Mir di dua balapan selanjutnya.
Ia tak boleh membuat kesalahan jika ingin menjadi juara dunia, yang perlu dilakukan Mir adalah menjaga poinnya agar tetap berada di urutan teratas.
Namun, jika Mir hanya konsen menjaga poin tanpa merebut gelar juara satupun di seri yang tersisa, Mir mungkin akan menjadi juara dunia tanpa satupun gelar kemenangan di setiap seri MotoGP.
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR