Saat makan, makanan harus dipanggang atau dibakar.
Lalu, saat makan telur rebus, putihnya boleh dikonsumsi sesukanya tapi kuningnya hanya boleh 3-4 seminggu.
Tak boleh makan bebek, gorengan, makanan kaleng dan dianjurkan berolahraga 20 menit per hari.
Diet tinggi protein perlu waktu lama dicerna tubuh, dan bisa membakar banyak kalori (30 persen) untuk mencernanya, sementera lemak hanya membakar 12 persen kalori dan karbohidrat hanya 7 persen kalori.
Selain kalori lebih banyak terbakar, protein juga membuat perut kenyang lebih lama, sehingga orang tidak cepat lapar.
Dalam fase yang sangat rendah serat ini, banyak ahli gizi. Karena itu, disarankan mengonsumsi suplemen viamin dan mineral.
2. Fase sayuran
Selain menerapkan menu tinggi protein harus diatambah saturan seperti tomat, bayam, brokoli, timun, dll.
Khusus untuk wortel dan buah bit boleh dikonsumsi dalam porsi sedang, kedua sayuran ini boleh disantap segar atau dikukus.
Hindari, makanan sumber tepung (nasi, kentang, jagung, kacang polong, alpukat, dll), gula, minyak, lemak. Dianjurkan mengonsumsi dua sendok makan oat setiap hari dan jalan cepat 25-30 menit per hari.
Fase ini dilakukan hingga mencapai berat badan yang diidamkan, tetapi turunnya berat badan sebaiknya maksimal 1 kg per minggu saja.
3. Fase konsilidasi
Saat tercapai berat ideal, kamu sudah boleh kembali ke pola makan normal, tapi harus dilakukan perlahan agar tidak ada efek kalap.
Source | : | nakita.grid.id |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR