BolaStylo.com - Kemampuan skill permainan Egy Maulana Vikri diakui menarik minat rival PSG di Liga Prancis, Saint-Etienne meski ada satu kekurangan fatalnya.
Egy Maulana Vikri merupakan salah satu pemain timnas Indonesia yang mengasah kemampuannya di level kompetisi Eropa bersama Lechia Gdansk.
Lebih dari itu, tenyata skill Egy Maulana Vikri juga diakui oleh salah satu rival PSG di Liga Prancis, Saint-Etienne.
Diketahui, Egy Maulana Vikri memiliki prospek bermain di liga yang sama dengan sala satu klub top Eropa, PSG beberapa tahun yang lalu.
Tepatnya pada tahun 2017, ketika Egy meraih penghargaan pada Turnamen Toulon di Prancis, agennya, Dusan Bogdanovic mengklaim Saint-Etienne sempat tertarik merekrutnya.
Seperti yang diketahui, pada Turnamen Toulon 2017, Egy masuk dalam daftar skuat Timnas U-19 Indonesia yang diasuh Indra Sjafri.
Meskipun skuat Garuda Muda selalu kalah dari Brasil, Skotlandia, dan Repbulik Ceko, Egy menyabet penghargaan Jouer Revelation Trophee.
Baca Juga: Segera Hadir Generasi Penerus Egy dan Witan, Titip Pemain ke Klub Luar Negeri
Egy Maulana Vikri mendapatkan penghargaan tersebut karena dianggap menjadi sosok yang paling berpengaruh di Timnas U-19 Indonesia.
Ternyata, hal itu membuatnya dilirik Saint-Etienne, klub yang pernah melahirkan talenta hebat seperti Poic Perrin, Dimitri Payet, hingga Blaise Matuidi.
Meski demikian, Saint-Etienne diketahui batal mengamati Egy lebih jauh karena sang pemain memiliki banyak kekurangan juga.
Salah satu yang disoroti pihak Saint-Etienne sebagai kesalahan fatal Egy Maulana Vikri ialah ia belum bisa berbahasa asing dengan lancar.
Hal tersebut ditakutkan dapat merugikan bagi sang pemain dalam proses adaptasinya.
Baca Juga: Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman, Dulu Sahabat Kini Lawan!
"Setelah 10 menit melihat Egy bermain, (Saint-Etienne) tertarik dengannya karena memiliki kemampuan luar biasa," kata Dusan dikutip dari Bolanas.
"(Tapi) Mereka bilang kepada saya, sepak bola lebih dari sekedar skill saja," imbuhnya.
Meskipun gagal bergabung dengan Saint-Etienne karena dianggap belum cakap berbahasa asing, Egy Maulana Vikri tetap mampu berkarier di tanah Eropa.
Bersama Lechia Gdansk, Egy memang menjalani proses adaptasi dengan cukup lambat karena kekurangan aspek taktik dan komunikasi.
Source | : | bolanas |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR