"Dan saya benar-benar ingin pergi ke Real Madrid, meskipun banyak orang mengatakan kepada saya bahwa saya gila pergi ke sana karena itu sangat sulit dan, yang terpenting, karena itu adalah kuburan bagi bek tengah," ungkap Pepe.
Real Madrid sendiri memiliki tempat kosong usai Fernando Hierro pergi dan Pepe ingin mengambil kesempatan itu.
Saat akhirnya bergabung dengan Real Madrid, Pepe tampak sedikit kesulitan beradaptasi.
Ia adalah tipe pengamat yang mencoba membaca kondisi lingkungan sekitar.
"Di pramusim, saya praktis tidak berbicara, saya hanya berlatih dan menonton, karena saya seorang pengamat," kenang Pepe.
Sementara itu, Pepe juga mendapati kekacauan yang menurutnya parah dalam kubu Real Madrid di pertandingan pertamanya.
"Pertandingan pertama saya melawan Atletico Madrid." Pepe mengenang.
"Saya datang dari klub yang terorganisir secara taktis di mana, jika bola ada di kiri, Anda harus menekan di sana. Jika di kanan, Anda menekan di sana - hal-hal seperti itu, dasar-dasarnya."
"Dan apa yang saya temukan di Real Madrid adalah kekacauan. Pada menit ke-30, serangan kami gagal dan mereka menyerang kami satu lawan satu dan kami berlari mundur."
Tapi, bukannya mengcover secara tim ke titik yang bermasalah seperti yang biasa di lakukan oleh tim Pepe sebelumnya, Madrid justru memiliki gaya permainan inidvidual dimana setiap pemain memiliki posnya masing-masing.
"Saya melihat kembali ke Fabio dan berkata kepadanya: 'Fabio! Fabio! cover, cover!' Dan dia berkata kepada saya: "Tidak, tidak, kami tidak melakukan itu di sini. Setiap orang memiliki sisi mereka sendiri". Dan saya seperti: "Seperti itu? Persetan" geram Pepe kala itu.
Pepe akhirnya harus menghadapi pemain lawan yang datang padanya sendirian.
Source | : | Marca |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR