Lee Zii Jia sempat putus asa di mana dia membiarkan keraguan menggerogotinya.
Beruntungnya, pembicaraan dan dukungan dari Hendrawan serta beberapa orang lainnya dalam tim, membantu Lee Zii Jia untuk kembali dengan tekad yang baru dan membuktikan dirinya.
"Tidak ada pemain yang sempurna. Setiap orang memiliki suka dan duka. Ini tentang bekerja keras, mengambil peluang mereka dengan baik, dan tidak mudah menyerah," ucap Hendrawan.
Baca Juga: Selain Anthony Ginting, Lee Zii Jia Nyatakan Perang ke 2 Raja Tunggal Putra Usai Juara All England
Situasi Lee Zii Jia hampir serupa dengan situasi yang dialami Lee Chong Wei ketika tersandung kasus doping pada 2015 silam.
Ketika itu Lee Chong dilarang bertanding selama delapan bulan, tetapi Hendrawan tidak meninggalkannya.
Hendrawan malah memberi dorongan hingga akhirnya lee Chong Wei bisa tampil di Olimpiade Rio 2016 dan meraih medali perak ketiganya.
Baca Juga: Tim Indonesia Konon Dijegal di All England 2021, Praveen Jordan: Setuju!
“Saya harus melihat usia Lee Chong Wei dan pelatihannya harus diubah. Alih-alih berfokus pada kekuatan dan kecepatan, kami menggunakan pendekatan berbeda untuk mengalahkan Kento. Lee Zii Jia adalah pemain muda, jadi cara saya menghadapinya berbeda. Ini semua tentang membangun kepercayaan dirinya."
Hendrawan juga melakukan hal yang sama saat melatih Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Maria Kristin antara tahun 2004 dan 2009.
Juara dunia 2001 itu kini mengakui bahwa tahun-tahun kepelatihannya di Malaysia mencapai titik didih pada Januari tahun ini.
View this post on Instagram
Source | : | The Star |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR