"Itu karena saat itu BWF mau mengubah format secepat mungkin. Hanya ada tiga atau empat uji coba di turnamen kecil, lalu langsung diterapkan."
"Padahal saat itu kualifikasi Olimpiade 2020 akan dimulai. Bila menggunakan format baru, para pemain tidak punya banyak waktu untuk beradaptasi."
Baca Juga: Buka-bukaan Ahsan/Hendra soal Kerugian di All England, Segini Biaya yang Ditanggung
"Selain itu, saat itu BWF juga mengajukan usulan tidak boleh ada pelatih yang mendampingi saat pertandingan. Tentu kita tolak," lanjutnya.
Setelah sempat menolak, belakangan PBSI mengusulkan perubahan sistem skor bulu tangkis 5x11.
"Saat itu beberapa negara menolak dan inginnya pembahasan ini dilanjutkan setelah Olimpiade. Lalu kami melakukan rapat dengan pengurus dan pelatih, ternyata format sistem skor 5X11 akan cocok bagi bulutangkis ke depannya."
Baca Juga: Sikap BWF soal Kejanggalan Laga Ahsan/Hendra di All England 2021
"Seperti para pemain tidak hanya mengandalkan stamina, durasi pertandingan bisa ditekan menjadi lebih singkat dan dipastikan laga akan seru dari awal," ungkap Rudy.
"Badminton Tiongkok juga sudah mencoba di kejuaraan nasional mereka bulan November 2020 dan statistiknya cukup baik," tambahnya.
"Maka dari itu kami mengajukan kembali wacana perubahan skor 5X11 untuk mengganti format 3X21."
Source | : | Badminton Indonesia,aiyuke.com |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR