BolaStylo.com - Kasus kematian legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido kembali menegaskan bahwa rajin olahraga bukan jaminan tak bisa terkena serangan jantung.
Markis Kido meninggal dunia dalam usia 36 tahun saat bermain bulu tangkis di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang sekitar pukul 18.30, Senin (18/6/2021).
Markis Kido didiagnosis meninggal dunia akibat terkena serangan jantung.
Kasus ini mempertegas bahwa rajin berolahraga tak menjadi jaminan seseorang bisa lolos dari resiko terkena serangan jantung.
Menurut hasil riset dari University of Inssbruck di Austria dan beberapa ahli jantung, bahkan para atlet yang masih aktif pun bisa terkena serangan jantung.
Kondisi ini dipicu oleh cedera jantung sub-klinis yang diderita para atlet saat bertanding, yang terakumulasi sesudah laga berakhir.
Cedera seperti yang bisa membuat kematian pada sel otot jantung, terutama pada atlet dan mantan atlet.
Baca Juga: Mengenang Markis Kido, Berikut Segudang Prestasinya Selain Medali Emas Olimpiade
Terlepas dari kondisi seseorang itu merupakan atlet atau tidak, seseorang yang akan terkena serangan jantung saat olahraga dapat diketahui secara lebih cepat.
Dalam beberapa kasus, terdapat tanda-tanda seseorang akan mengalami serangan jantung saat sedang berolahraga.
Hal itu misalnya seperti perasaan tidak nyaman yang timbul di dada.
Rasa tidak nyaman yang dimaksud ialah seperti ditekan, diremas, dan sesak.
Baca Juga: Kematian Markis Kido Semangati Tim Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
Pada awalnya, hal ini hanya terasa ringan namun semakin lama akan makin berat dan dianjurkan untuk berhenti berolahraga jika merasakan hal ini.
Lama-kelamaan rasa tidak nyaman di area dada ini akan membuat tubuh mengalami sesak napas.
Pada umumnya, seseorang akan bernafas secara pendek saat olahraga dan hal ini terkadang diartikan sebagai sesak napas karena aktifitas berat seperti olahraga.
Namun pada sesak napas yang dimaksudkan di sini diikuti rasa tidak nyaman di dada.
Baca Juga: Mengenang Ucapan Manis Markis Kido Saat Raih Medali Emas di Olimpiade
Setelah mengalami dua hal tersebut, muncul rasa pusing saat berolahraga.
Rasa pusing seperti inilah yang mulai tidak wajar dialami seseorang saat sedang berolahraga.
Bagi seseorang yang tidak pernah berolahraga, pasti akan mengalami pusing jika melakukan olahraga.
Namun bagi orang yang rajin berolahraga, muncul rasa pusing bisa jadi mengancam nyawa.
Baca Juga: Mengenang Markis Kido, Berikut Segudang Prestasinya Selain Medali Emas Olimpiade
Setelah mengalami pusing, biasanya seseorang yang akan terkena serangan jantung mengalami gejala detak jantung tak beraturan, keluar dingin dan mual serta muncul rasa tidak nyaman hampir di seluruh badan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas saat olahraga, khususnya bagi yang rajin berolahraga, segera stop dan cari bantuan medis.
Menurut American Heart Association, jeda tunggu paling lama bagi penderita untuk mendapatkan pertolongan medis hanya sekitar lima menit saja.
Tanpa mendapat bantuan medis yang cepat dan tepat, pengidap serangan jantung bisa mengalami henti jantung yang berujung kematian.
Source | : | Healthline,kompas |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR