BolaStylo.com - Menyeduh jahe dengan air mendidih atau bahkan sampai merebusnya ternyata bisa membuat kamu menyesal karena alasan tertentu.
Jahe menjadi salah satu rempah yang digunakan untuk menghangatkan dan menyehatkan tubuh
Tak cuma itu, Jahe juga dipercaya mampu membantu meningkatkan daya kekebalan tubuh manusia.
Pasalnya, jahe mengandung beberapa senyawa aktif seperti yang baik untuk kesehatan.
Namun, sederet manfaat yang terkandung dalam jahe itu bisa saja hilang jika kamu salah mengolahnya.
Salah satu kesalahan umum yang banyak dilakukan tanpa sadar oleh orang-orang adalah menyeduh jahe dengan air mendidih atau bahkan merebusnya langsung di panci saat mencoba membuat wedang jahe.
Dilansir dari Kompas.com, menurut pakar herbal, dr. Abrijanto menyeduh jahe dengan air bersuhu tinggi mendekati titik didih (100 derjat celcius) membuat jahe kehilangan senyawa aktif yang dikandungnya.
Senyawa aktif dalam jahe seperti flavonoid, saponin dan lainnya bisa rusak jika terkena suhu yang terlalu panas.
Padahal senyawa-senyawa aktif itulah yang berperan sebagai anti-inflamasi, anti jamur hingga membantu menguatkan sistem imun.
"Saat diseduh dengan air mendidih, jahe memang akan kehilangan senyawa flavonoid dan saponin, tetapi masih terasa hangat, itu karena kandungan minyak atsirinya yang masih tahan dengan suhu panas," jelas lulusan Ilmu Farmasi Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Arbijanto juga menjelaskan jika kondisi ini tak cuma berlaku pada jahe saja tapi juga bahan herbal lainnya.
"Semua bahan herbal mengandung senyawa aktif yang rata-rata rusak dengan suhu panas, misalnya tanin pada teh," ujarnya.
Karena itu, jahe sebaiknya cukup diseduh dengan air hangat dengan kisaran suhu 60-70 derajat celcius atau seperti suhu air hangat yang ada di dispenser.
Nah, setelah tahu informasi tersebut, jangan lagi menyeduh jahe dengan air mendidih apalagi merebusnya karena kandungan baik jahe bisa hilang.
View this post on Instagram
Source | : | kompas |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR