"Saya masih ingat dengan jelas saat itu di Beijing 2008 saya mulai mengidolakan Hendra. Selama masa pengembangan, kebanyakan dari kami mulai dalam (sektor) tunggal, jadi aku paling banyak menonton pertandingan sektor tunggal. Aku dulu seorang penggemar berat Taufik Hidayat," cerita Aaron.
"Tapi, Hendra menarik perhatianku, dia sangat bagus dalam membaca permainan dan memiliki kemampuan untuk mendikte di depan lapangan. intersepsi tengah lapangan, ide dan taktik juga sangat fantastis," lanjutnya.
Bagi Aaron, Hendra juga role model yang bagus di luar lapangan.
Terlepas dari deretan prestasinya, Hendra sangat rendah hati dan orang yang kekeluargaan.
"Dia juga seorang contoh di luar lapangan, terpelas dari menjadi seorang juara Olimpiade dan dunia, dia sangat membumi. Juga dia seorang pria yang kekeluargaan dan saya pasti bisa belajar satu atau dua hal darinya juga karena saya ayah dari dua anak," jelas Aaron.
Aaron juga kembali menegaskan jika melawan Hendra yang tetap ada di level teratas meski sudah cukup senior adalah sesuatu yang menyenangkan dan membuatnya bangga.
"Dia akan segera menjadi 37 tahun dan masih bermain di level top dan memenangi gelar besar. Jadi itu memberikan kesenangan dan kebangaan besar untuk bermain melawannya dan Ahsan di Olimpiade," pungkas Aaron.
Sebagaimana yang dikatakan Aaron, ia bersama rekannya Soh Wooi Yik akan bersaing dengan Ahsan/Hendra dan dua wakil lainnya untuk memperebutkan dua tiket untuk lolos dari fase grup Olimpiade Tokyo 2020.
View this post on Instagram
Source | : | the star |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR