"Kalau saya flashback, Owi/Butet itu performa terbaiknya di 2012 tapi emasnya di 2016. Kenapa? Karena mereka secara permainan 2012 itu sudah bagus tapi secara mental belum siap," imbuhnya.
Ditambah persiapan para kontingen bulu tangkis Indonesia di Tokyo kali ini sedikit berbeda dari Prefektur Kumamoto karena minimnya waktu persiapan yang dibutuhkan pemain sebelum laga dimulai.
"Memang tidak seperti di Kumamoto ya, di sini waktunya dibatasi baik di practice court ataupun di main hall, jadi kami harus pintar-pintar mengatur program. Sparring juga hanya ada Fajar/Rian, jadi saling bergantian," kata Nova.
Baca Juga: Hindari Bahan Kimia, Cerahkan Warna Bibir Dengan Ramuan Alami Ini
"Tapi semua negara juga mengalami hal yang sama. Jadi tidak ada alasan buat kami untuk tidak memaksimalkan jadwal latihan yang ada. Beruntungnya sejak hari pertama latihan di main hall, kami tim Indonesia sudah berkesempatan menjajal tiga lapangan pertandingan. Ini bagus untuk adaptasi. Kendala yang signifikan tidak ada, hanya memang agak silau lampunya," imbuhnya.
Selain pasangan Australia Simon Wing Hang Leung/Gronya, babak penyisihan grup C nanti Praveen/Melati akan berjumpa dengan pasangan Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark) dan pasangan unggulan Jepang yakni Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Adapun hasil pernyataan yang diberikan oleh Nova sebagai pelatih Praven/Melati yakni tak hanya fokus pada strategi masing-masing pasangan saja namun semua pertandingan akan dijalani dengan metode latihan yang sama.
Baca Juga: Hadia Hosny, Anggota Parlemen Mesir yang Ancam Pamor Carolina Marin di Olimpiade Tokyo 2020
Source | : | badmintonindoensia.org |
Penulis | : | Sumakwan Wikie Riaja |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR