BolaStylo.com - Jahe, yang dikenal memiliki segudang manfaat bagi kesehatan justru bisa berakibat fatal jika dikonsumsi orang dengan kondisi medis tertentu.
Jare merupakan salah satu rempah-rempah tradisional yang populer di masyarakat Indonesia.
Jahe menjadi populer karena mengandung segudang manfaat bagi kesehatan tubuh.
Menurut laporan Kompas.com, Jahe bisa menurunkan nyeri haid, kolesterol, dan memperkuat imun atau sistem kekebalan tubuh yang bagus di saat pandemi sekarang ini.
Selain itu, jahe juga dapat menangkal infeksi dan virus, meredakan sakit otot, hingga anti penuaan serta kanker.
Di sisi lain, jahe justru dapat menimbulkan dampak sebaliknya bagi sebagian orang.
Pada beberapa kondisi tertentu, mengonsumsi jahe dapat membahayakan keselamatan nyawa Anda.
Baca Juga: Jangan Jahe & Susu Beruang, Obat Ini Terbukti Lebih Ampuh Temani Isolasi Mandiri Covid
Berikut ini, dilansir BolaStylo dari Sajian Sedap Grid beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi jahe.
1. Ibu hamil
Laporan mengatakan bahwa jahe berbahaya jika dikonsumsi ibu hamil.
Saat masa kehamilan, ibu calon bayi dianjurkan tidak mengonsumsi jahe karena stimulan alami pada rempah-rempah satu ini dapat menyebabkan kontraksi prematur.
Pada kondisi yang parah, jahe bisa menyebabkan keguguran atau bayi lahir prematur.
Oleh karena itu, perlu ditegaskan bahwa ibu hamil harus menghindari konsumsi jahe dalam bentuk apa pun.
Baca Juga: Sakit Kepala? Bantu Dengan Ramuan Alami Berikut Ini!
2. Orang dengan gangguan darah
Orang-orang dengan gangguan darah di sini misalnya seperti pengenceran, pemberuan darah, maupun hemofilia dll.
Orang dengan gangguan darah dilarang mengonsumsi jahe karena bahan satu ini bersifat mengencerkan darah hingga merangsang sirkulasi darah.
Rangsangan ini bisa berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan yang parah, dan kadang mematikan pada penderita gangguan darah.
Selain itu, jahe lebih berbahaya bagi orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah.
Terutama bagi orang yang punya risiko terkena penyakit jantung dan orang yang baru saja operasi.
Baca Juga: Dilarang Konsumsi Jahe! Jika Punya Kondisi Ini, Bise Menyebabkan Kematian
Bagi orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah, perlu konsultasi lebih lanjut dengan dokter dahulu sebelum minum olahan jahe.
Pada dasarnya, darah yang terlalu encer dan sulit membeku tidak baik bagi kesehatan.
Hal ini rentan memicu pendarahan yang bisa menyebabkan anemia, syok, hingga kematian.
Kondisi darah encer pun bisa terjadi karena beragam faktor, seperti kekurangan vitamin K, thrombocytopenia, hemofilia, leukimia, efek samping pengobatan, dll.
Meski begitu, FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS) mengategorikan jahe sebagai salah satu bahan makanan yang aman jika tidak memiliki kondisi medis di atas.
Baca Juga: Dilarang Konsumsi Jahe! Jika Punya Kondisi Ini, Bise Menyebabkan Kematian
3. Orang yang berat badannya kurang
Sebuah penelitian menemukan bahwa pengobatan dengan ekstrak jahe menghasilkan penurunan berat badan dan tingkat lemak yang signifikan.
Hal ini bermanfaat bagi orang yang gemuk atau obesitas.
Namun bila Indek Massa Tubuh seseorang sudah kurang, mengonsumsi jahe bisa berbahaya.
Pada orang yang kekurangan berat badan atau kurus, jahe bisa menyebabkan kekurangan gizi, menekan nafsu makan.
Selain itu, pengangkatan lemak dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang berbahaya.
Kondisi yang dimaksud seperti massa otot yang buruk, rambut rontok, ketidakteraturan menstruasi, dan kekurangan vitamin.
Baca Juga: Resiko Berbahaya di Balik 15 Manfaat Mengonsumsi Rebusan Jahe & Serai
4. Orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan
Selain buruk bagi orang yang mengonsumsi obat pengencer darah, secara umum jahe memang disarankan untuk dihindari oleh orang yang sedang dalam pengobatan.
Hal ini karena jahe bisa meningkatkan atau menurunkan efek obat-obatan.
Beberapa obat yang diketahui bisa menurunkan efek saat dikonsumsi bersama jahe ialah obat tekanan darah tinggi atau diabetes.
View this post on Instagram
Source | : | kompas,Sajian Sedap,BolaStylo |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR