BolaStylo.com - Wakil Direktur Kompleks Olahraga Nasional My Dinh Tran Van Chien menanggapi kritik pelatih Timnas Australia atas stadion My Dinh.
Timnas Vietnam beberapa waktu yang lalu menjamu Timnas Austarlia dalam fase grup babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 7 September silam.
Dalam laga tersebut, Timnas Vietnam harus menelan kekalah tipis 0-1.
Selain hasil pahit, pihak Vietnam juga menerima kritik pedas dari pelatih Australia, Graham Arnold terkait stadion My Dinh yang dijadikan venue pertandingan.
Graham Arnold secara terbuka mengkritik kualitas lapangan yang buruk.
Sementara penggemar Australia menyebutnya sebagai 'halaman yang separuh dimakan', julukan itu tampaknya mengacu pada kondisi rumput lapangan.
Karena itulah ada usulan jika di pertandingan Timnas Vietnam yang akan datang lebih baik pindah ke Stadion Lach Tray ketimbang menggunakan My Dinh.
Terkait masalah ini, Wakil Direktur Kompleks Olahraga Nasional My Dinh Tran Van Chien angkat bicara pada 17 September lalu kepada VnExpress.
Van Chien menjelaskan jika mengorganisir pertandingan tidaklah mudah dan bukan hanya masalah lapangan saja.
Ata banyak ruangan yan harus dibuka, ada standar FIFA dan AFC yang harus diikuti.
Sehingga, tak sembarangan bisa pindah stadion begitu saja.
"Mereka pikir itu terlalu sederhana. Mengorganisir pertandingan bukan hanya lapangan.Lapangan saya. Rumah komunal memiliki lebih banyak dari 300 ruang serbaguna.Khususnya, untuk pertandingan Australia, kami harus membuka hampir 100 ruang."
"Stadion Lach Tray baru saja direnovasi dengan rumput, tetapi ada sangat sedikit ruang serbaguna, sulit untuk memenuhi persyaratan Federasi Sepak Bola. Asia AFC. Selain itu, mereka juga tidak memiliki dua tempat latihan yang memenuhi standar FIFA," jelas Van Chien.
Selain mengungkap sulitnya pindah stadion, Van Chien juga menegaskan jika rumput di My Dinh sudah dirawat sesuai prosedur.
Memang jika dibandingkan dengan rumput di lapangan Jepang, Korea atau Arab Saudi jelas kualtasnya beda.
Tapi, untuk standar di Asia Tenggara, rumput Stadion My Dinh tidaklah buruk
"Saya bilang (ini) bukan untuk membenarkan, tapi lapangannya tidak terlalu buruk. Tentu saja, dibandingkan dengan lapangan yang diinvestasi dengan uang banyak seperti Jepang, Korea dan Arab Saudi, bahaimana bisa dibandingkan dengan area itu? Asia Tengara tidaklah buruk."
Kita juga harus memahami bahwa Stadionnya sudah dibangun hampir 20 tahun lalu," teragnya.
"Sebelum laga menghadapi Australia, AFC mengirim seseorang untuk mengevaluasi kualitas lapangan untuk organisasi.
Chien juga menjelaskan jika pihak AFC sudah mengevaluasi lapangan sebelum pertandingan kontra Australia.
Tapi, tim negeri Kanguru itu meminta agar rumput di My Dinh dipotong pada pagi hari menjelang pertandingan.
Karena itulah rumputnya jadi terlihat jarang saat ditayangkan di televisi.
"Sebelum pertandingan kontrak Australia, AFC mengirim seseorang untuk mengevaluasi kualitas baru lapangan untuk organisasa. Namun, Australia meminta rumput lebih dipangkas di pagi hari sebelum pertandingan. Jadi ketika itu ditayangkan di televisi, lapangannya tak sehijau seharusnya," ungkap Chien.
Selain menjelaskan tentang masalah rumput, Chien juga menuturkan jika merenovasi sebuah lapangan bukanlah hal sulit.
Tapi, yang sulit adalah uangnya karena kini mereka tak memiliki budget untuk melakukan itu.
Mengingat, kompleks stadion tersebut dibiayai sendiri oleh pihak swasta.
"Untuk merenovasi lapangan sebenarnya tidak sulit. Yang penting uangnya? Anggarannya sekarang sudah habis. Kompleks ini dibiayai sendiri, yang berarti mengandalkan diri sendiri untuk mencari makan. Di masa lalu, selama masa Direktur Can Van Nghia, setiap tahun, ia mengumpulkan dari VND 50 miliar hingga VND 70 miliar, tetapi menghabiskan semuanya. Saat pensiun, Pak Nguyen Trong Ho menggantikannya pada Juli 2020, dananya kosong," jelas Chien terkait masalah finansial.
Apalagi, renovasi lapangan tentu membutuhkan dana yang tak sedikit.
Karena itulah, pihak pengelola sedang memutar otak untuk mencari penyelesaian masalah finansial tersebut.
View this post on Instagram
Source | : | vnexpress.net |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR