"Karena ketidak mandirian kita, kita tidak siap khususnya produk-produk kesehatan, farmasi, alat kesehatan hingga vaksin," ucap Ariani.
"Industri kita 90 persen ada di dalam negeri, tapi bahan bakunya di luar, India dan China itu mayorita. Alat kesehatan juga sama, 90 persen diimpor dari luar.
"Dan juga vaksin," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ariani menyebut ketidaksiapan Indonesia dalam menyediakan alat kesehatan membuat pemerintah melakukan impor, termasuk obat dan vaksin.
Baca Juga: Nyesel Baru Tahu! Dampak Buruk Konsumsi Alpukat, Bahayakan Hal Ini
Hal itu juga yang membuat harga obat di dalam negeri melonjak, hingga pemerintah harus memberi batasan harga, termasuk impor oksigen.
Di awal pandemi, vaksin Covid-19 menjadi rebutan semua banyak negara termasuk di dalamnya Indonesia.
Bagi Ariani, pengalaman pandemi mengharuskan Indonesia belajar akan kemandirian sektor kesehatan terhadap kesediaan farmasi dan alat kesehatan.
"Kemandirian terhadap farmasi dan alat kesehatan sangat memengaruhi ketahanan nasional, dan didalamnya berdampak besar pada ekonomi," ujar Ariani.
Baca Juga: Rutin Konsumsi Terong Rebus Ternyata Bawa Banyak Manfaat loh
Source | : | bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR