BolaStylo.com - Tim putra Indonesia mebeberkan penyebab gagalnya mereka mempertahnkan rekor juara Badminton Asia Championship 2022.
Tim putra Indonesia sejatinya memiliki kesempatan untuk memperpanjang rekor juara di Badminton Asia Team Championship 2022.
Di mana skuad Indonesia berhasil menembus babak final dan berhadapan dengan Malaysia.
Sayang, skuad Malaysia yang terdiri dari para pemain senior masih terbilang tangguh untuk para pemain muda Indonesia saat ini.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Asia 2023 - Belum Bertanding, Malaysia Sudah Diterpa Kabar Buruk!
Bertanding di Setia City Convention Centre, Shah Alam, Selangor, Malaysia pada Minggu (20/2/2022) Malaysia menang dengan skor telak 3-0 atas Indonesia.
Kemenangan Malaysia diawali dengan keberhasilan Lee Zii Jia menaklukkan Chico Aura Dwi Wardoyo.
Lee mampu mengandaskan Chico Aura Dwi Wardoyo dalam tiga gim denga skor 21-14, 12-21, 10-21.
Kemudian di partai kedua, ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin juga gagal menjalankan tugasnya.
Baca Juga: Piala AFF U-23 2022 - Mundurnya Indonesia Dirasa Tepat, Tim Raksasa Ini Kena Getahnya!
Di mana Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin takluk dari ganda senior Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 21-17, 12-21 dan 18-21.
Berlanjut di partai terkahir, tunggal putra Indonesia, Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay juga menelan kekalahan atas wonderkid asal Malaysia, Ng Tze Yong.
Ng Tze Yong mampu mengalahkan wakil Indonesia itu dengan skor 21-14, 21-15.
Kalahnya tiga wakil Indonesia itu berhasil membuat Malaysia menjadi juara Badminton Asia Championship 2022.
Baca Juga: Mengharukan! Hal Ini yang Buat Pratama Arhan Sedih Pergi dari Indonesia
Sehingga, rekor juara tim putra Indonesia sejak edisi Badminton Asia Championship 2016 hingga 2022 terputus.
Namun, dari kekalahan tersebut ternyata setiap wakil Indonesia memiliki penyebabnya masing-masing.
Di mulai dari Chico yang mengaku bahwa kekalahannya di partai pertama lantaran dirinya yang sulit keluar dari pola permainan Lee.
"Di gim pertama saya bisa main cepat sesuai strategi yang saya kembangkan."
Baca Juga: Kejuaraan Beregu Asia 2022 - Jumpa Korsel di Final, Srikandi Indonesia Diminta Lakukan Ini!
"Sayang di gim kedua, saya tidak bisa keluar dari pola permainan lawan. Selain tak berkembang dan terjebak pola permainan lawan, saya juga banyak membuat kesalahan," kata Chico dilansir dari Badminton Indonesia.
Kemudian di partai kedua, Daniel Marthin mengaku sering melalukan kesalahan sendiri sehingga membuat lawan mudah untuk mendapatkan poin.
"Kami sudah memberikan perlawanan terbaik. Mainnya juga normal."
"Hanya di angka-angka tua kami kurang tenang saja. Tadi dalam kedudukan 17-18 di gim ketiga, karena shuttlecock kena angin, pukulan smash di depan net malah nyangkut," ucap Marthin.
Baca Juga: Menguat! Shin Tae-yong Bidik Pemain Naturalisasi Lagi, Tapi...
Sama dengan rekan-rekannya yang bertanding, Ikhsan mengaku jika penyebab kekalahannya didasari dengan permainan terbaik dari sang lawan.
"Seluruh kemampuan terbaik sudah saya keluarkan, tetapi lawan memang lebih baik. Tadi terus terang saya rasakan ada tekanan beban mental setelah kita ketinggalan 0-2. Pelajaran yang bisa saya petik dari tampil di kejuaraan beregu Asia ini adalah perlu mentalitas tangguh," tuturnya.
View this post on Instagram
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Sumakwan Wikie Riaja |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR