BolaStylo.com - Legenda tinju dunia kelas berat, Mike Tyson mengaku kematian sang ibu menjadi salah satu hal terbaik dalam hidupnya.
Bagi Mike Tyson kehilangan seorang ibu selama-lamanya bukan hal yang menyakitkan dan justru merupakan momen terbaik yang pernah ia rasakan.
Mike Tyson menyebut jika bukan karena sang ibu meninggal, sosok The Baddest Man on the Planet tidak akan lahir mewarnai tinju dunia.
Mendiang Lorna Tyson meninggal dunia pada 1982 setelah menderita kanker, tepat tiga tahun sebelum Si Leher Beton terjun ke dunia tinju profesional.
Saat itu Tyson masih berusia 16 tahun dan kehilangan seorang ibu membuatnya harus berjuang hidup sendiri karena ia dibesarkan tanpa figur seorang ayah.
Baca Juga: Gampang Banget, Atasi Jerawat dan Bau Mulut dengan Air Garam
Pasca comeback di tahun 2020 lalu, Tyson menjelaskan 'turning point' dalam hidupnya setelah sang ibu meninggal dunia, bukan karena ia membenci Lorna.
Dilansir BolaStylo.com dari Sportbible, Tyson menyebut tak ada kasih sayang tulus yang didapatkannya selain dari seorang ibu.
Itu karena Lorna senantiasa mengasuh dengan penuh kasih sayang sehingga kemungkinan Tyson menjadi berandal di jalanan sangat tidak mungkin.
Meskipun diakui Tyson bahwa ia tidak sempat menghabiskan waktu lama dengan sang ibu, meskipun secara emosional kematian sang ibu membuatnya hancur batinnya.
Baca Juga: German Open 2022 - Apriyani Tanpa Greysia, Jojo Berpotensi Bayar Dendam Indonesia!
"Anda tahu, salah satu hal terbaik yang pernah terjadi kepada saya adalah ketika ibu saya meninggal," ucap Tyson dikutip dari SportBible.
"Karena ia akan mengasuh saya dengan tulus sehingga tak mungkin membiarkan saya begitu saja terlibat dalam perkelahian jalanan dan melatih ilmu bela diri.
"Saya tidak pernah mendapat kesempatan mengobrol ataupun mengenal ibu saya lebih jauh. Secara profesional itu memang tidak berpengaruh.
"Akan tetapi hal tersebut sejatinya menghancurkan emosional dan batin saya." imbuhnya.
View this post on Instagram
Source | : | Sportbible.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR