Dari 3 pemain tersebut, tak ada satu pun yang berposisi sebagai striker.
Sandy Walsh dan Jordy Amat diketahui berposisi sebagai pemain belakang, sementara Emil adalah seorang kiper.
Lalu, mengapa Shin tak kunjung merekrut penyerang meski Timnas Indonesia dinilai butuh memperkuat lini depan mereka?
Terkait hal ini, Exco PSSI, Hasani Abdulgani yang membantu mengurus proses naturalisasi para pemain pun memberikan jawabannya.
Baca Juga: German Open 2022- Bukan Juara, Ini Target Ganda Campuran Indonesia Naungan Pelatnas PBSI
Dalam wawancara di kanal Youtube R66 Media, Hasani menuturkan jika Shin hanya merekrut pemain yang kualitasnya memenuhi standar penilaiannya.
"Jadi, Shin Tae-yong mengatakan begini 'Saya membutuhkan pemain dengan kualitas yang saya mau, standar saya'," ujar Hasani seperti yang dikutip Superball.id melalui kanal youtube R66 Media.
"Dia mau yang berada di atas standarnya, tidak mau yang biasa-biasa. Belajar dari pengalaman-pengalaman dahulu," tambah Hasani.
Dan rata-rata yang memenuhi standarnya adalah para pemain dengan posisi di lini belakang.
"Hanya itu yang dia dapat (pemain belakang)."
Hasni lantas menuturkan jika PSSI sempat akan mengambil Ragnar Oratmangoen yang berposisi sebagai striker.
Tapi, saat itu, Shin lebih menginginkan Kevin Diks yang merupakan bek, sehingga pemain itu yang didekati lebih dulu.
"Sempat kita mau ambil Ragnar Oratmangoen. Tapi waktu Kevin Diks mau lagi (dinaturalisasi), STY bilang kepada saya bahwa dia maunya Kevin Diks," ungkapnya.
"Memang, STY sangat ketat soal ini. Saya sangat setuju dan maka saya dukung program dia."
Sayangnya, Kevin Diks tersandung restu orang tua untuk pindah negara sehingga sulit bergabung dengan Timnas Indonesia.
Terlepas dari itu, Shin kini tengah fokus dengan pemusatan Timnas U-19 Indonesia yang dilakukan di Jakarta dan akan dilanjutkan ke Korea Selatan.
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | YouTube,SuperBall.id |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR