"Tidak akan mudah melawan mereka di partai final," kata Hendra sehari sebelum memulai laga final, dikutip BolaStylo dari Kompas.com.
"Aaron/Soh mempunyai pertahanan yang kuat dan kondisi bola (shuttlecock) di sini pun lambat jadi kami harus lebih sabar.
"Tidak bisa sekali-dua kali pukulan bisa langsung mematikan lawan," jelasnya.
Benar saja selama pertandingan, Ahsan/Hendra kesulitan menembus pertahanan Aaron/Soh meski telah melancarkan pukulan drive dan smes-smes keras.
Adapun rally-rally poin banyak terjadi di gim pertama maupun kedua, dan tercatat yang paling panjang terjadi dalam 71 pukulan.
Seusai pertandingan, Ahsan/Hendra kembali menegaskan ketakutan mereka benar-benar terjadi.
The Daddies merasa ganda putra terbaik Malaysia itu berulang kali mengganti strategi permainannya saat bertanding di final.
"Mereka mainnya coba mengadu dengan kami, main cepat tapi tidak berhasil," kata Hendra.
"Setelah itu, mereka menguybah menjadi lebih pasif dan banyak menunggu.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR