BOLASTYLO.COM - Media asal Inggris bernama The Guardian membeberkan fakta pilu dibalik persistiwa mengenaskan Stadion Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan masih hangat dibicarakan banyak penikmat sepak bola.
Pasalnya tragedi memiluka itu merupakan salah satu peristiwa kelam dalam sejarah sepak bola dunia.
Ratusan nyawa melayang dibalik pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (30/9/2022) karena penanganan tim keamanan yang kurang tepat.
Tragedi ini pun membuat pemerintah dan sederet elit sepak bola langsung melakukan pencarian fakta dibalik peristiwa berdarah ini.
Salah satu sebuah hal mengejutkan tiba-tiba diungkap oleh media asal Inggris, The Guardian.
Baca Juga: Terungkap! Ini Penyebab Gacornya Malaysia yang Mampu melibas Indonesia
The Guardian mengungkapkan saat peristiwa ini berlangsung, hanya ada empat tenaga medis yang bersiaga di lapangan.
Jumlah ini kurang dari paramedis yang berada di luar lapangan dengan jumlah 12 orang.
"Hanya empat paramedis yang bersiaga di dalam stadion sepak bola di Indonesia (Kanjuruhan) dengan 12 lainnya berada di sekitar," tulis The Guardian.
Fakta ini diungkap The Guardian setelah melangsungkan wawancara bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo.
Wiyanto Wijoyo merasa tidak percaya peristiwa memilukan ini bisa terjadi.
Mengingat, pendukung dari Persebaya Surabaya (Bonek) tidak hadir sehingga bentrok antar suporter terhindarkan.
Tapi, yang terjadi malah di luar perkiraan, ada keributan lain antara suporter dan pihak keamanan yang berakhir menjadi tragedi di Kanjuruhan.
Baca Juga: Luis Milla Akui Tertundanya Laga Kontra Persija Jakarta Jadi Masalah Bagi Timnya, Tapi...
"Kami memperkirakan bahwa itu akan menjadi pertandingan yang aman dan tidak berbahaya. Peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober itu murni di luar prediksi kami," ungkapnya.
"Soal jumlah ambulans yang siaga saat laga, itu tergantung permintaan dari panitia Liga Indonesia Baru."
Lebih jauh, Wiyanto Wijoyo mengatakan jika tenaga medis sangat kesulitan untuk masuk ke dalam lapangan dengan kondisi yang sangat chaos.
"Kami masuk dengan personel terbatas, sementara jumlah korban melebihi kami. Kami akhirnya meminta cadangan dan semua ambulans di Kabupaten Malang dikerahkan," tutur Wijoyo.
"Ada sekitar 50 lebih ambulans yang membantu mengangkut orang-orang dengan kondisi parah di ambang kematian, serta jenazah untuk dibawa ke rumah sakit terdekat," tambahnya.
Belum lagi soal kesiapan medis seperti mobil ambulan yang mobilitasnya terhalang oleh jarak.
"Kendalanya bukan hanya soal kesiapan medis. Tapi juga jarak antara rumah sakit terdekat dengan stadion, karena memang cukup jauh. Dan saat saya datang, banyak korban yang tidak bisa bertahan."
Baca Juga: Jelang Laga Kontra Malaysia, Bima Sakti Kabarkan Kondisi Buruk Timnas U-17 Indonesia
View this post on Instagram
Source | : | Kompas.com,The Guardian |
Penulis | : | Sumakwan Wikie Riaja |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR