BOLASTYLO.COM - Pelatih tunggal putra Malaysia, Hendrawan rupanya masih menyimpan keinginan untuk kembali ke Indonesia suatu saat nanti.
Hendrawan merupakan salah satu pelatih asal Indonesia yang kini berkarier di luar negeri saat ini.
Pelatih asal Indonesia itu diketahui memutuskan bergabung dengan Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) sejak 2009 silam.
Meski sudah sekitar 13 tahun melatih Malaysia, Hendrawan rupanya diam-diam masih menyimpan keinginan untuk kembali melatih di Indonesia.
Sebelumnya,Hendrawan memang sempat menjadi pelatih di PBSI pada tahun 2004 silam.
Dan setelah belasan tahun pergi, Hendrawan memastikan keinginan kembali ke Indonesia itu masih ada, hanya saja tidak dalam waktu dekat.
"Ya memang keinginan itu ada dan pembicaraan itu selalu ada, tetapi memutuskan sesuatu itu tidak semudah itu," ucap Hendrawan..
"Dalam hal ini, ya bukan bersikap tidak nasionalis atau tidak apa. Namun, ada sesuatu yang belum jodoh dan belum ada titik temu, keinginan untuk kembali ada," tambah dia.
Baca Juga: Sadar Diri, Ganda Putra Malaysia Akui Tak Konsisten Meski Sudah Juara Dunia
Hendrawan lantas menjelaskan jika ada banyak faktor yang membuatnya belum bisa kembali ke Indonesia.
Tapi, kemungkinan untuk kembali ke Indonesia itu selalu ada.
"Banyak faktor ya. Ilustrasinya seperti ini kita menikah bukan saja suka atau tidak suka, tetapi banyak faktor," lanjut Hendrawan.
"Anak-anak juga sudah kuliah di luar. Ya, salah satunya juga itu ambil sekolah di luar negeri. Jadi, kebutuhan juga banyak, salah satunya itu juga," tuturnya.
"Suatu saat saya ya mungkin saya akan kembali," tambahnya.
Meski kini berkarier di negeri orang, Hendrawan tetap memberikan kontribusinya pada Indonesia dengan caranya sendiri.
Ia mengaku masih kerap ngobrol dan menawarkan bantuan meski bukan lagi bagian dari PBSI.
"Kami sering diskusi ngobrol, termasuk juga kami selalu bertukar pikiran dengan PBSI apa yang kira-kira bisa saya bantu," jelas Hendrawan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR