Menurut laporan Al Jazeera, Nima merupakan lingkungan dari komunitas kumuh yang terletak di Accra dan erat kaitannya dengan geng, kejahatan serta konsumsi narkoba.
Baca Juga: Daftar Tim yang Lolos Babak 16 Besar Piala Dunia 2022, Selecao Kompak!
Bocah kurus berpenampilan polos, namun memiliki keajaiban pada kaki kirinya selama bertahun-tahun berjuang keras di Taman Kawukudi.
Karier sepak bolanya diawali bersama klub lokal kampung halamannya, Strong Tower FC dan saat itu usianya baru 11 tahun.
Meski begitu, Kudus sudah memikul peran besar di dalam timnya lewat dominasi permainan dan teknik di atas rata-rata pemain lainnya.
Kudus bahkan sempat memborong 6 gol untuk tim masa kecilnya itu, saat Strong Tower FC ditahan imbang 6-6 tepat di tahun 2011.
Baca Juga: Hal Bodoh Bikin Kiper Kamerun Dicoret dari Skuad Piala Dunia 2022, Padahal...
Dilansir BolaStylo.com dari Al Jazeera, kenyataan ini disampaikan langsung pelatih Strong Tower FC, Joshua 'Ayoba' Awuah.
"Saya pertama kali melihat Kudus bermain di jalan, dan saya langsung melihat pemain bagus dalam dirinya," ucap Joshua.
"Saya mengundangnya ke tempat latihan saya, dan dia luar biasa sejak hari pertama. Saya menamainya 'yang terbaik di dunia'.
"Dia baru berusia 10 tahun ketika saya bertemu dengannya, tetapi kualitasnya jelas." imbuhnya.
Baca Juga: Hal Bodoh Bikin Kiper Kamerun Dicoret dari Skuad Piala Dunia 2022, Padahal...
Kudus adalah bukti nyata terbaik dari apa yang menjadi image kampung kelahirannya, hal yang sama pernah dilakukan Presiden Nana Akufo-Addo.
Nana Akufo-Addo dalam beberapa tahun terakhir gencar mengkampanyekan agar menghilangkan stereotip Kota Nima sebagai lingkungan para penjahat.
Menarik dinantikan bagaimana perjalanan Kudus bersama Ghana di Piala Dunia 2022, akankah kembali memberi kejutan atau belum beruntung menorehkan prestasi cemerlang di ajang ini.
Source | : | aljazeera.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR