BOLASTYLO.COM - Perlakuan tak pantas ditunjukkan warga Paris terhadap Lionel Messi usai Argentina pecundangi Prancis di final Piala Dunia 2022 Qatar.
Tak butuh waktu lama bagi Lionel Messi benar-benar menjadi musuh masyarakat Prancis usai final Piala Dunia 2022 Qatar.
Meskipun status Lionel Messi saat ini sebagai salah satu pemain klub terbesar Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).
Namun hal itu tak membuat masyarakat negara berjuluk Heksagon ini tak bisa membendung rasa benci mereka terhadap Messi.
Messi adalah aktor di balik kekalahan Prancis di final Piala Dunia 2022 Qatar, alasan yang membuatnya kini dibenci warga Paris.
Baca Juga: Piala AFF 2022 - Skema Penjualan Tiket PSSI Bikin Vietnam Bingung
Final Piala Dunia 2022 mempertemukan Argentina melawan Prancis, skor 3-3 jadi hasil akhir hingga babak tambahan berakhir.
Pil pahit baru dirasakan pemain Prancis usai kalah dalam adu penalti dengan skor 4-2, sekaligus memastikan gelar juara Argentina.
Beberapa hari usai laga final tersebut, sejumlah masyarakat Paris menunjukkan bagaimana kebencian mereka yang sudah memuncak terhadap Messi.
Salah satunya dengan menggunakan jersey PSG lengkap dengan nama Messi dan nomor punggung 30, dijadikan sebagai keset dalam sebuah bar.
Baca Juga: Jadwal Piala AFF 2022 Hari Ini - Timnas Indonesia Minggur Dulu, Waktunya Thailand Beraksi!
Dalam foto yang beredar di media sosial, memperlihatkan jersey tersebut sudah kotor dan lusuh di tempatkan tepat di pintu masuk bar.
Kesuksesan Messi membuat Prancis menangis di partai final Piala Dunia 2022 ni tak disangka mendapat cemooh dari warga pecinta klub yang dibelanya saat ini.
— Out Of Context Football (@nocontextfooty) December 19, 2022
Perlakuan yang sepertinya mustahil ditunjukkan masyarakat Barcelona dan Spanyol ketika negara mereka kalah di final Piala Dunia dari Argentina dengan Messi di dalamnya.
Menarik dinantikan bagaimana sambutan fan PSG saat Messi kembali membela klubnya setelah Piala Dunia 2022 berakhir.
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR