Masih menurut Rhysh, kelengahan Indonesia itu terlihat dari terciptanya gol kedua Nguyen Tien Linh di menit ke-47'.
Sebelum momen itu tercipta, beberapa pemain Indonesia tampak terlalu fokus pada Van Hau sehingga penjagaan mereka lengah.
"Gelandang naturalisasi Marc Klok (sempat) menemani Tien Linh, tetapi melepaskan misi untuk berlari mengikuti Van Hau."
"Dan gelandang Saddil Ramdani bergerak mengikuti Tien Linh dengan agak lambat. Tien Linh juga menunjukkan kemampuan untuk bergerak dan menilai kapan menjatuhkan bola," analisa Rhysh.
Terlepas dari kelengahan Indonesia, Rhysh menilai jika Vietnam memang pantas melaju ke final karena telah menunjukkan permainan yang agresif dan menekan.
Ia menyebut jika gol cepat Vietnam sepertinya memberikan tekanan pada Indonesia.
Shin Tae-yong pun dinilai mencoba menerapkan startegi tertentu namun berakhir gagal.
Selain itu, absennya Rachmat Irianto juga disebut Rhysh sebagai salah satu faktor kurang efektifnya permainan Indonesia.
"Vietnam harus dipuji karena bermain sebagai tim yang berapi-api dan agresif, saling menekan dan menunjukkan level mereka saat memegang bola. "
"Gol awal sepertinya membuat Indonesia gemetar. Pelatih Shin mencoba menempatkan pemain sayap Yakob Sayuri di lini tengah, tapi rencana itu gagal," jelas Rhysh.
Rhysh juga menilai Indonesia kesulitan mengontrol bola dan memuji beberapa pemain Vietnam yang tampil mengesankan dalam laga tersebut.
"Indonesia tidak bisa mengontrol bola,"
"Vietnam mendominasi pertandingan, tidak memberi lawan waktu untuk melakukan apapun. Nguyen Quang Hai, Do Hung Dung dan Pham Tuan Hai membuat kesan yang besar dalam pertandingan ini," tambahnya.
Source | : | vnexpress.net |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR