BOLASTYLO.COM - Dampak dari gerakan MeToo membuat Kathryn Mayorga bangkit dan berani mengungkapkan kasus pemerkosaan yang melibatkan Cristiano Ronaldo.
Kathryn Mayorga mengaku pernah mengalami kasus pemerkosaan yang melibatkan Cristiano Ronaldo setelah mereka berpesta di sebuah kelab malam di kawasan Las Vegas.
Mayorga menyebut kejadian pemerkosaan yang dilakukan Cristiano Ronaldo itu terjadi di Palms Casion Resort, Las Vegas, pada Juni 2009.
Setelah hampir satu dekade, Kathryn Mayorga berani mengungkap kasus yang melibatkan Cristiano Ronaldo lantaran memiliki bukti laporan awal kepolisian dan catatan medis.
Baca Juga : 5 Hal yang Membuat Kathryn Mayorga Berani Mengungkap Pemerkosaan Cristiano Ronaldo
Selain itu, wanita asal Amerika Serikat ini berani buka suara karena dirinya terinspirasi dari gerakan MeToo.
"Gerakan MeToo dan para wanita yang telah berjuang dan mengungkapkan serangan seksual telah memberi Kathryn banyak keberanian," ujar pengacara Mayorga, Lesli Stovall, dikutip BolaStylo.com dari BBC.
Lantas apa sebenarnya maksud gerakan MeToo hingga mampu membuat Mayorga berani buka suara?
Baca Juga : Deretan Wanita yang Pernah Dekat dengan Cristiano Ronaldo, dari Paris Hilton hingga Kim Kardashian
Gerakan MeToo dimaksudkan untuk menghentikan kebisuan tentang kekerasan seksual dengan membagikan pengalaman si korban.
Aktris asal Amerika Serikat, Alyssa Milano, mengawali gerakan tersebut lewat jejaring sosial Twitter menggunakan tagar MeToo.
Alyssa Milano meminta kaum perempuan untuk menulis MeToo apabila mereka pernah mengalami pelecehan atau kekerasan seksual.
Perlu diketahui, tagar MeToo muncul di Twitter setelah terungkap berbagai kasus pelecehan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh produser Hollywood, Harvey Weinstein.
MeToo semakin populer setelah Angelina Jolie dan Gwyneth Paltrow melayangkan tuduhan terhadap Weinstein, hingga kemudian diikuti sejumlah orang yang menuliskan tagar tersebut.
Baca Juga : Kisah Masa Lalu Kathryn Mayorga, Wanita yang Dikabarkan Telah Diperkosa Cristiano Ronaldo
Selain di Amerika Serikat, tagar MeToo juga digunakan banyak orang di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Akan tetapi, masyarakat Indonesia banyak yang memilih untuk tidak bercerita secara rinci terkait kekerasan dan pelecehan seksual yang pernah dialami.
Sebagai bentuk solidaritas, sejumlah pria juga menyerukan pentingnya menanggapi kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang dialami seseorang.
Source | : | BBC.com |
Penulis | : | Aziz gancar Widyamukti |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR