BolaStylo.com - Kematian seorang petinju berusia 13 tahun setelah KO di ring menimbulkan amarah dari warga Thailand.
Petinju berusia 13 tahun asal Thailand Anucha Kochana meninggal dunia akibat pendarahan otak setelah berlaga dalam pertarungan amal.
Anucha Kochana diketahui tewas dua hari setelah berlaga dalam Muay Thai melawan petinju berusia 14 tahun di Thailand pada Sabtu (10/11/2018).
Beragam laporan menyebutkan Anucha Kochana sudah bertarung dalam 170 laga sejak usia delapan tahun demi mengumpulkan uang untuk keluarganya.
Baca Juga : Lawan Petinju Belia 13 Tahun yang Tewas Setelah KO di Atas Ring Lakukan Hal Ini Demi Keluarga Korban
Buntut dari kematian Anucha, warga Thailand kembali menyerukan larangan pertarungan anak-anak dalam seni bela diri Muay Thai.
Mereka menilai bahwa Muay Thai merupakan salah satu olahraga brutal hingga menyebabkan kematian anak-anak.
Seorang warganet bahkan menyalahkan wasit karena tidak segera mengakhiri pertandingan.
Baca Juga : Bertarung demi Hidupi Keluarga, Petinju 13 Tahun Tewas Setelah KO di Ring
"Dia hampir tidak bisa berdiri. Mengapa wasit tidak menghentikan pertarungan tetapi membiarkan dia terus dipukul sampai dia roboh," kata salah satu pengguna Facebook Thailand.
Kickboxing khas Thailand, atau juga dikenal dengan sebutan Muay Thai, merupakan salah satu cabang olahraga yang populer di negara tersebut.
Namun demikian, keterlibatan anak-anak yang mulai merintis karier pada usia di bawah 10 tahun menuai kecaman dari warga Thailand.
Pasalnya, mereka menggunakan tendangan dan teknik siku ke kepala, dan bahkan tanpa mengenakan pengaman kepala.
Baca Juga : Sebelum Khabib Nurmagomedov ke Afrika, Conor McGregor Sibuk Promosikan Sepatu dengan Gaya 'Tengil'
Saat ini, pemerintah Thailand dikabarkan tengah mempertimbangkan rancangan undang-undang yang melarang anak di bawah 12 tahun mengikuti Muay Thai.
Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Tawee Umpornmaha mengatakan akan menyerahkan RUU sesegera mungkin, namun juga mendukung para talenta muda untuk berkarier di Muay Thai.
"Saya memulai pada usia 12 dengan lebih dari 200 perkelahian. Pertanyaannya adalah apakah kita memiliki langkah-langkah keamanan yang tepat?," katanya dikutip dari Kompas.com.
"Kita harus memberi perhatian pada sejumlah langkah keamanan, termasuk dokter lapangan," tuturnya.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Aziz gancar Widyamukti |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
KOMENTAR