BolaStylo.com - Zhang Beiwen, lahir di China, pernah menjadi warga negara Singapura, kini menjadi pebulu tangkis Amerika Serikat dan berlaga di Djarum Superliga Badminton 2019.
Zhang Beiwen merupakan pebulu tangkis putri yang membela tim Berkat Abadi pada ajang Djarum Superliga Badminton 2019.
Sosok Zhang Beiwen ternyata memiliki cerita menarik mengenai masa lalunya sebelum menjadi pebulu tangkis profesional.
Dilansir BolaStylo.com dari BolaSport.com, pebulu tangkis kelahiran tahun 1990 itu pernah menderita penyakit serius dan berpindah-pindah benua.
Zhang Beiwen lahir di Kota Liaoning, China tanggal 12 Juli 1990. Semasa kecil, ia pernah menderita penyakit trakeitis atau infeksi saluran trakea.
Baca Juga : Video Insiden Bagus Kahfi dengan Pemain MK Dons yang Membuatnya Dikartu Merah
Penyakit yang dideritanya itu membuat dirinya menghabiskan banyak waktunya di rumah sakit.
Tangan dan kakinya pun penuh dengan suntikan infus, hingga tidak ada lagi tempat untuk memasukan jarum infus.
Hal itu membuatnya terpaksa diinfus melalui kepala dan selama tiga tahun lebih harus mengonsumsi obat untuk menjaga kekuatan tubuhnya.
"Selama di rumah sakit saya diinfus. Saking seringnya diinfus, tidak ada lagi tempat untuk memasukkan jarum di tangan dan kaki saya.
Baca Juga : 3 Bulan Dirawat di Rumah Sakit, Zhang Beiwen Pernah Diinfus di Kepala
"Akhirnya jarum infus dipasang di kepala saya. Ayah saya setiap hari menangis karena sedih melihat kondisi saya," ucap Zhang Beiwen.
"Saya harus mengonsumsi obat setiap hari. Semua obat yang saya minum ditumbuk menjadi serbuk. Seingat saya, selama tiga tahun saya harus mengonsumsi obat secara rutin. Tetapi, ibu saya bilang lebih lama dari itu. Intinya, lama sekali," ucap dia lagi.
Zhang Beiwen mulai mengenal bulu tangkis pada usianya yang belum menginjak 7 tahun.
Kala itu sang ibu memintanya untuk berolahraga dengan maksud tubuh sang putri akan bertambah kuat, ia pun diajak ke sekolah olahraga.
Baca Juga : Pebulu Tangkis Asal Hongkong Terpana Lihat Kejadian Luar Biasa di Semifinal Djarum Superliga Badminton 2019
Saat itulah ia menemukan berkenalan dengan bulu tangkis melalui sebuah kok (shuttle cock).
"Saya juga melihat tenis meja dan olahraga lain, tetapi tetap tidak tertarik. Lalu saya melihat kok bulu tangkis. Sebelumnya saya tidak pernah tahu atau mendengar tentang bulu tangkis.
"Tetapi, ketika melihat kok bulu tangkis saya langsung jatuh cinta, karena bentuknya yang aneh dan cantik," ujar Zhang
Awalnya bermain bulu tangkis hanya untuk bersenang-senang, tetapi Zhang merasakan tubuhnya semakin kuat setelah rutin melakukan olahraga itu.
Baca Juga : Live Streaming Timnas U-22 Indonesia Vs Kamboja, Laga Hidup Mati di Piala AFF U-22 2019
"Ketika itu, saya bermain untuk bersenang-senang dan terutama supaya saya tidak sakit lagi. Ternyata benar, setelah rutin berolahraga saya mulai tidak merasakan sakit lagi.
"Badan saya semakin kuat. Dan setelah dua tahun berlatih, saya ikut turnamen di China. Itu merupakan satu-satunya turnamen di China yang saya ikuti," imbuhnya.
Namun, untuk melanjutkan kariernya sebagai pebulu tangkis profesional, Zhang harus keluar dari China.
Ia pun pindah ke Singapura pada 2004, selang beberapa tahun ia sukses menjadi masuk ke dalam skuat tim nasional bulu tangkis Singapura.
Baca Juga : Ada 3 Pemain Idola Wanita yang Tidak Dipanggil Simon McMenemy ke Timnas, Siapa Saja?
Pada 2012, Zhang memutuskan pergi ke Amerika Serikat tepatnya di Las Vegas yang memungkinkannya bergabung dengan klub bulu tangkis di daerah tersebut.
"Sebelum ke Amerika, saya sudah tidak bermain bulu tangkis selama hampir dua tahun. Saya tetap berhubungan dengan bulu tangkis, tetapi sebagai pelatih," kata Zhang.
"Waktu pertama datang ke Las Vegas, saya dites. Saya kaget karena saya bisa mengalahkan semua pemain yang ada di klub itu. Di Amerika memang tidak banyak pemain bagus," imbuhnya.
Ia pun mengubah kewarganegaraanya menjadi Amerika Serikat pada 2013.
Menyusul hal itu, meski pada awalnya ia terkendala masalah bahasa, Zhang mengaku bahwa dia senang tinggal Las Vegas karena biaya hidup di tempat tersebut murah.
Untuk karier profesionalnya, ia berharap lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 dengan memenangi beberapa turnamen World Super Tour 300, 750 dan 1000.
Source | : | BolaSport.com,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Muhammad Shofii |