Ashitaba, Tanaman yang Tumbuh di Mojokerto dan Dianggap Jadi Rahasia Awet Muda Samurai Jepang

Aziz Gancar Widyamukti Jumat, 22 Februari 2019 | 21:39 WIB
Foto Ilustrasi Samurai Jepang dan Tanaman Ashitaba (Kolase Intisari)

BolaStylo.com - Sebuah tanaman bernama Ashitaba dipercaya menjadi rahasia awet muda samurai di Jepang.

Ashitaba adalah tanaman asal Jepang yang memiliki nama lengkap Angelica Keiskei Koidzumi.

Meski tanaman ini berasal dari Jepang, ternyata mereka juga tumbuh subur di Indonesia.

Menurut laporan dari Instisari Online, Ashitaba tumbuh subur di Kecamatan Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.

Ashitaba dipercaya sebagai tanaman yang memiliki segudang manfaat untuk manusia.

Pasalnya, Ashitaba digunakan untuk menyembuhkan luka, mencegah infeksi, dan dikenal sebagai 'tomorrow leaf' karena tumbuh kembali dengan cepat setelah dipotong.

Menariknya, tanaman tersebut juga dipercaya membantu melindungi sel dan menunda penuaan pada berbagai spesies dan sel manusia.

Tanaman Ashitaba akan mendorong proses 'pembersihan dan daur ulang' dalam sel, menghilangkan sel yang dapat menyebabkan penyakit apabila menumpuk.

Peneliti di Universitas Graz di Austria, dipimpin Profesor Frank Madeo, mendeteksi senyawa dari daun Ashibata yang disebut 4,4', dimethoxychalcone, atau dikenal sebagai DMC, di daun tanaman.

Menurut para peneliti, senyawa kimia tersebut turut berperan dalam pengobatan tradisional Asia yang menggunakan tanaman itu.

"Ini memicu harapan bahwa DMC dapat diterapkan secara terapi pada manusia," demikian bunyi tulisan para penulis dalam jurnal Nature Communications dikutip dari Intisari Online.

Baca Juga : Usai Kalahkan Ganda Putra Indonesia di Spain Masters 2019, Pebulu Tangkis Taiwan Berburu Buah Awet Muda Ini

Dalam sebuah peneltian, tim peneliti mencoba menguji zat tanaman dengan sel-sel ragi, yang biasa digunakan dalam percobaan untuk melengkapi pengujian hewan.

Ternyata zat tersebut mampu membantu melindungi sel-sel ragi dari efek penuaan.

Zat itu bahkan lebih baik ketimbang senyawa pelindung sel lainnya seperti resveratrol.

Tim peneliti juga kemudian menguji efek DMC pada sel cacing dan lalat buah.

"Hebatnya, pengobatan DMC kronis memperpanjang usia rata-rata dari kedua (lalat dan cacing) sekitar 20 persen," kata penelitian itu.

Baca Juga : Wanita di Banyumas Meninggal Setelah Berhubungan Seks dengan Selingkuhan, Selingkuh Bisa Memicu Risiko Penyakit Jantung!

Senyawa tersebut juga terbukti membantu melindungi sel-sel di hati tikus melalui proses autophagy.

autophagy adalah ketika tubuh membersihkan sel-sel yang rusak dan meregenerasi yang baru

"Ini adalah proses pembersihan dan daur ulang. Ini menghilangkan 'bahan berlebihan, terutama 'sampah' seperti protein agregat," kata Profesor Madeo.

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa DMC memiliki efek melindungi kerusakan hati yang disebabkan oleh keracunan alkohol.

Hasil uji coba pada beberapa jenis sel manusia membuktikan zat tersebut membantu memperlambat penuaan dan mencegahnya.

Baca Juga : Waspadai 5 Bahaya Berenang di Kolam yang Tercemar Urine Bercampur Kaporit

"Eksperimen menunjukkan bahwa efek DMC mungkin dapat ditransfer ke manusia, meskipun kita harus berhati-hati dan menunggu uji klinis nyata," ucap Profesor Madeo.

Madeo selanjutnya akan meneliti apakah efek positif DMC pada jantung tikus akan meluas.

Ilmu pengetahuan sebelumnya telah memberikan harapan bahwa diet seperti puasa, pil, olahraga, adalah salah satu hal yang bisa dijadikan alat anti-penuaan.

Temuan terbaru telah mendorong pencarian alternatif medis.

Tim peneliti menemukan senyawa DMC dengan melihat kelas zat yang disebut flavonoid, yang telah terbukti memiliki berbagai efek menguntungkan, dari sifat anti-inflamasi hingga melindungi terhadap degenerasi otak dan kanker.

Baca Juga : Peneliti Temukan Hal Mengejutkan pada Jantung Pria yang Push Up 40 Kali Sehari

Mereka memeriksa 180 senyawa yang mewakili berbagai subkategori flavonoid, mencari kandidat yang mungkin memiliki kemampuan alami untuk 'menangkal kematian sel terkait usia' sebelum menemukan DMC.

DMC, yang hanya dilaporkan bisa membantu dalam studi malaria dan leukemia, yang tidak ditemukan dalam sumber alami lain menurut sepengetahuan para peneliti, membuat tanaman ashitiba sangat istimewa.



Source : intisari
Penulis : Aziz Gancar Widyamukti
Editor : Nina Andrianti Loasana
Video Pilihan