BolaStylo.com - Salah satu sektor bulu tangkis Indonesia telah lama puasa gelar turnamen bergengsi dan tertua di dunia bulu tangkis, All England Open.
Tinggal menunggu hitungan hari, kompetisi All England Open 2019 kini segera dilaksanakan pada 6-10 Maret 2019 di Birmingham, Inggris.
Pada turnamen bergengsi dan tertua itu, Indonesia mengirimkan para pebulu tangkis terhandalnya untuk berburu gelar.
Salah satunya adalah ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Ganda putra Indonesia itu diharpkan mampu mencetak hat-trick gelar di All England Open 2019.
Baca Juga : Marinus Wanewar Cedera di Laga Perdana Timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri : Ada yang Kurang Enak...
Mengingat ganda berjuluk Minnions itu telah sukses menyabet gelar juara All England dalam dua musim berturut yakni musim 2017 dan 2018.
Asa tersebut semakin besar jika meniliki status ganda putra Indonesia itu kini menduduki posisi sebagai ganda putra nomor 1 dunia saat ini.
Sementara sektor ganda putra tengah berburu hat-trick gelar, keempat sektor lainnya juga berlomba keluar dari zona puasa gelar.
Tercatat beberapa sektor memiliki catatan puasa gelar cukup lama hingga ada yang puasa gelar sekitar 40 tahun lamanya.
Baca Juga : Begini Balasan Gelandang Belanda yang Ingin Bela Timnas Indonesia atas Perhatian Publik Nusantara Padanya
Dimulai dari sektor ganda campuran yang sebenarnya tak terlalu lama puasa gelar, yakni selama sekitar 3 tahun.
Setelah pasangan Tontowi/Liliyana berhasil hat-trick gelar pada 2012, 2013 dan 2014, pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto kembali meraihnya pada 2016.
Namun, setelah Praveen/Debby belum ada ganda campuran yang berhasil mendapatkannya lagi.
Kini tantangan baru melanda sektor ganda campuran, pasalnya usai Debby Susanto dan Liliyana Natsir pensiun, sektor ganda campuran perlu mencari racikan baru demi kembali menyabet gelar All England.
Berikutnya tunggal putra, sektor ini terakhir mempersembahkan gelar All England pada tahun 1994 sekitar 25 tahun lalu.
Gelar tersebut diperoleh oleh legenda tunggal putra Indonesia, Hariyanto Arbi.
Sejatinya legenda tunggal putra lainnya, Taufik Hidayat berusaha membawa pulang kembali juara All England pada tahun 1999 dan 2000.
Sayang, saat itu Taufik harus gagal dan puas menjadi runner up usai kalah dari Peter Gade di 1999 dan kalah dari Xia Xuanze pada 2000.
Sama dengan tunggal putra, tunggal putri juga sudah lama puasa gelar All England Open.
Tunggal putri terakhir meraih gelar All England Open pada era Susi Susanti di tahun 1994.
Dan terakhir yang terlama adalah ganda putra.
Sektor yang kini dihuni oleh Greysia Polii, Apriyani Rahayu, Della Destiara Haris dan pebulu tangkis ganda putri lainnya ini terakhir memperoleh gelar All England Open 40 tahun silam.
Sektor ganda putri Indonesia terakhir kali menyabet gelar All England pada tahun 1979 lewat pasangan Verawati/Imelda Wiguna.
Seolah menjadi masa keemasan, Indonesia meraih gelar juara di empat sektor pada tahun 1979.
Selain ganda putri, Indonesia juga meraih gelar di ganda campuran lewat Christian Hadinata/Imelda Wiguna, ganda putra, Tjun Tjun/Johan Wahjudi dan tunggal putra Liem Swie King.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |