4 Dampak Negatif dari Minuman Beralkohol, Salah Satunya Bikin Perut Buncit

Katarina Erlita candrasari Jumat, 22 Maret 2019 | 19:55 WIB
Salah satu penyebab dehidrasi adalah alkohol (pixabay.com/Free-Photos)

BolaStylo.com - Jika Anda pernah mendengar mengonsumsi minuman beralkohol membuat tubuh lebih mudah turunkan berat badan, itu hanyalah mitos.

Karena faktanya minuman beralkohol justru tinggi kalori dan mengandung gula yang cukup tinggi.

Bagi Anda yang sedang menjalankan program diet, sebaiknya hentikan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.

Dilansir oleh BolaStylo.com dari Hello Sehat, alkohol mengandung 7 kalori per gramnya, hampir dua kali lipat dari karbohidrat dan protein.

Jumlah kalori yang tinggi membuat berat badan akan mengalami kenaikan dengan cepat. Pasalnya, kelebihan kalori di dalam tubuh biasanya disimpan sebagai lemak.

Tumpukan lemak biasanya berada di daerah perut, itu sebabnya para peminum alkohol biasanya memiliki perut buncit.

Selain membuat perut menjadi buncit, minuman beralkohol juga bisa membawa tiga dampak negatif bagi tubuh, antara lain:

1. Merusak Hati

Alkohol

Terlalu banyak minum alkohol bisa menyebabkan penyakit alcoholic fatty liver.

Kondisi ini membuat hati tak mampu menjalankan fungsinya dengan benar.

Jika fungsi hati sudah terganggu maka metabolisme tubuh pun akan ikut terganggu.

2. Menyebabkan Gangguan Tidur

Beberapa penyebab gangguan tidur yang harus Moms waspadai

Alkohol diketahui dapat membuat seseorang menjadi lebih terjaga, hal itu diterbitkan dalam National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism.

Seseorang akan jadi sulit tidur dengan nyenyak dan berkualitas.

Jika hal itu terjadi maka akan terjadi ketidakseimbangan hormon yang berkaitan dengan rasa lapar, kenyang, dan penyimpanan energi.

3. Mengacaukan Hormon

Minuman beralkohol

Alkohol memengaruhi kadar hormon di dalam tubuh, terutama testosteron.

Hormon testosteron memegang peran penting dalam proses metabolisme, termasuk pembentukan otot dan pembakaran lemak.

Jika kadarnya terlalu rendah, kondisi ini bisa memicu sindrom metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol, tekanan darah, gula darah, dan indeks massa tubuh.



Source : Hello Sehat
Penulis : Katarina Erlita candrasari
Editor : Katarina Erlita candrasari
Video Pilihan