BolaStylo.com - Keputusan bergabung ke Bhayangkara FC mendapat reaksi beragam dari pendukung Persebaya Surabaya, Andik Vermansah bersuara.
Menyambut musim Liga 1 2020, Andik Vermansah memutuskan untuk bergabung Bhayangkara FC dari Madura United.
Kepususan Andik Vermansah itu ternyata berbuntut panjang di kalangan para suporter Persebaya Surabaya.
Muncul beragam respons dari para fan Persebaya terkait keputusan Andik tersebut.
Tidak sedikit yang melontarkan cacian pada pemain yang pernah berkarier di Malaysia ini.
Baca Juga: Tak Jagokan Conor McGregor, Presiden UFC: Khabib Lebih Buas!
Menanggapi hal itu, Andik pun tak diam dan turut menyuarakan sedikit kondisi yang dialaminya.
Salah satu yang menarik perhatian adalah Andik mengaku menjadi salah satu korban dari dualisme kompetisi sepak bola di Indonesia.
Hal tersebut tampak pada sebuah tulisan yang diunggah Andik pada akun Instagram pribadi.
Andik menyebut tak mengapa jika tidak disukai oleh para pendukung Persebaya terkait langkahnya bergabung Bhayangkara FC.
Baca Juga: Terungkap, Alasan Frank Lampard Lakukan Rotasi Kiper Utama Chelsea
Salah satu yang paling ditegaskan adalah ia tidak akan pindah dari Persebaya jika masih dibutuhkan.
"Saya dulu bilang jika selama Persebaya membutuhkan, saya tidak akan pindah dari Persebaya," tulis Andik.
"Saya tidak mengapa jika tidak disebut legenda, seandainya masih ada dualisme, saya tidak mungkin kontrak dan sekarang semua sudah diakui.
"Dan saya salah satu juga korban dualisme," imbuhnya.
Baca Juga: Disuntik Vaksin, Geoffrey Castillion Kaget Jadi Target Fan Persib Bandung
Lebih lanjut, Andik mengaku kasihan jika nantinya terdapat pemain muda bibit Persebaya yang ingin mencari nafkah di klub lain.
"Sampai kapan kita seperti ini terus, kasihan juga buat bibit-bibit Surabaya yang ingin bermain di klub lain atau mencari nafkah di klub lain," tulis Andik lagi.
"Selalu dihantui dengan rival atau manapun itu seandainya terjadi di keluarga kalian.
"Saya bicara seperti ini bukan untuk membela diri, tetapi juga untuk bibir yang ada di Surabaya," imbuhnya.
Baca Juga: Borneo FC Selangkah Lagi Lengkapi Kuota Pemain Asing untuk Liga 1 2020
Seperti yang diketahui bersama bahwa pernah terjadi dualisme kompetisi di Liga Indonesia pada tahun 2011 lalu.
Muncul Indonesia Super League (ISL) yang pada saat itu menjadi kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia.
Yakni Indonesia Premier League (IPL) yang lahir di awal tahun 2011 silam, hal ini disebabkan adanya dualisme kepengurusan PSSI.
Selain itu, adanya dualisme kompetisi liga juga berdampak pada prestasi timnas Indonesia di kancah internasional.
Pun dengan Persebaya Surabaya yang pecah menjadi dua klub dan bermain di dua kompetisi berbeda.
Persebaya Surabaya 1927 yang dibela Andik Vermansah bermain di Indonesia Premier League (IPL) dan munculnya Bhayangkara FC yang berlaga di Indonesia Super League tahun 2014.
Baca Juga: Disebut Cocok Jadi Menteri, Kevin Sanjaya Curi Perhatian Warganet
Source | : | bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |