BolaStylo.com - Mantan ganda putra Denmark, Mathias Boe mengungkap 5 laga paling berkesan selama kariernya, uniknya tidak ada nama Marcus/Kevin di dalamnya.
Mantan ganda putra nomor 1 Denmark, Carsten Mogensen/Mathias Boe merupakan salah satu musuh bebuyutan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya.
Kala bertemu, keduanya kerap kali melakoni duel panas diselingi aksi-aksi tengil yang saling memancing.
Namun, kini hal tersebut tak akan lagi bisa ditonton publik.
Pasalnya, Mathias Boe akhirnya memilih pensiun dan mundur dari dunia bulu tangkis pada April silam.
Pebulu tangkis yang gestrunya pernah ditirukan Kevin Sanjaya itu mengaku jika ia secara mental telah lelah dan waktunya berhenti.
Setelah memutuskan pensiun, Boe mengungkap 5 laga paling berkesan selama karierny pada wawancara bersama BWF.
Uniknya, meski kerap adu tengil dengan Kevin dan bersaing sengit di lapangan, laga melawan Marcus/Kevin tak masuk dalam kelima laga paling berkesan menurutnya.
Tak cuma Marcus/Kevin, tak ada pula nama ganda putra Indonesia yang masuk dalam daftar laga berkesan tersebut.
Berikut kelima laga paling berkesan menurut Mathias Boe selama berkarier di dunia bulu tangkis.
5. Final All England 2011
Laga final All England 2011 menghadapi Koo Kein Kat/Tan Boon Heong (Malaysia) menurutnya adalah salah satu momen tergila menurut Boe.
Dalam laga itu, Mogensen/Boe kalah di gim pertama namun berhasil revans pada gim kedua dan ketiga sehingga akhirnya meraih juara All England 2011.
"2011 All England adalah momen gila bagi kami. Tahun sebelumnya, kami memiliki empat match point di final melawan Lars Paaske dan Jonas Rasmussen, dan melewatkan itu benar-benar gila. Dengan sejarah kekalahan itu setahun sebelumnya dan kemudian membuntuti dengan buruk di game ketiga dan kemudian kembali dengan comeback yang gila adalah semua kegembiraan," ungkap Boe.
4. Final BWF World Superseries Finals 2011
Di partai puncak BWF World Superseries Finals 2011 Boe/Mogensen melakoni laga menghadapi ganda putra China, Chai Biao/Guo Zhendong dalam dua gim.
Mereka memenangi gim pertama dengan skor 25-23 dan gim kedua 21-17.
Boe/Mogensen mengakui jika ini laga spesial karena kemenangan di pertandingan ini menjadi salah satu rangkaian kemenangan beruntunnya di Superseries Final yakni pada tahun 2010, 2011 dan 2012.
3. Final All England 2015
Babak final All England 2015 juga menjadi salah satu yang berkesan untuk Boe.
Kala itu ia dan Mogensen menghadapi ganda putra China, Zhang Nan/Fu Haifeng.
Pertandingan final ini berlangsung cukup ketat dengan skor akhir 21-17, 22-20 untuk kemenangan Boe/Mogensen.
Menurut Boe, kala itu berhasil menang dari Fu Haifeng merupakan hal yang fantastis.
" Mampu menang di sana sangat fantastis," tutur Boe.
2. Final French Open 2016
Dalam laga final Yonex French Open 2016, Mathias Boe/Carsten Mogensen berhadapan dengan ganda putra Italia, Bodin Issara/Nipitphon Phuangphuapet.
Laga ini berlangsung setelah Mogensen melakukan operasi otak dan ia tak menyangka bisa meraih gelar superseries lagi kala itu.
Boe/Mogensen sendiri bisa dibilang beruntung dalam kemenangan ini.
Pasalnya, setelah mereka kalah di gim pertama dengan skor 19-21 dan comeback di gim kedua 21-18, ada hal tak terduga terjadi pada gim ketiga.
Saat pertandingan menunjukkan skor 3-0 untuk keunggulan Boe/Mogensen, Bodin/Nipitphon mengundurkan diri di tengah pertandingan.
Terlepas dari itu, Boe merasa ini adalah pengalaman dan pencapaian terbesar yang dicapainya dnegan Mogensen setelah melihat perjuangan habis-habisan sang rekan.
"Mungkin saya akan mengatakan itu adalah salah satu pencapaian terbesar yang telah kami lakukan bersama," ungkap Boe.
1.Final Singapore Open 2017
Pada final Singapore Open 2017 silam, Boe/Mogensen bertemu dengan ganda putra China, Li Jun Hui/Liu Yu Chen.
Sebelum bertemu dengan Li/Liu, Boe/Mogensen juga sempat menghadapi Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang) di babak perempat final dan Marcus/Kevin di babak semifinal yang notabenenya merupakan ganda putra top 3 ranking dunia.
Baca Juga: Bek Persib Bandung Akui Pemain Persija Ini Paling Sulit Dihadapinya
Tak lama setelah memenangi laga final menghadapi Li/Liu dengan skor 21-13, 21-14 mereka kembali berhasil meraih posisi nomor 1 dunia kembali.
"2017 jelas istimewa karena di Singapura kami mengalahkan pasangan nomor satu, dua dan tiga di peringkat dunia. Saya pikir itu adalah Sonoda dan Kamura di perempat final, Kevin dan Marcus di semifinal dan Li dan Liu di final. Tidak lama setelah itu kami juga kembali ke peringkat No.1 di peringkat dunia,” tutur Boe.