Kandungan lemak telur rebus juga paling sedikit dibandingkan telur ceplok atau telur orak-arik.
Melansir Healthline, beragam cara memasak telur seperti di atas pada dasarnya sama-sama mematangkan telur.
Proses memasak telur dapat menghancurkan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga telur lebih aman dikonsumsi.
Baca Juga: Bermanfaat, Telur Puyuh Bisa Cegah Penyakit Kronis hingga Tingkatkan Kesehatan Jantung
Memasak telur juga dapat membuat protein dalam telur lebih mudah dicerna ketimbang telur mentah.
Saat dimasak, panas memecah ikatan protein tersebut. Sehingga, protein membentuk ikatan baru yang lebih mudah dicerna oleh tubuh manusia.
Hal yang perlu diperhatikan, memasak telur dengan panas yang tinggi dapat merusak nutrisi dalam telur.
Baca Juga: Riset Buktikan Diet Telur Rebus Turunkan 11 Kg dalam 2 Minggu, Aman?
Menurut studi, memasak telur dengan suhu tinggi dalam waktu yang relatif lama dapat mengurangi kandungan vitamin A, D, dan sejumlah antioksidan.
Selain itu, memasak telur dengan panas yang tinggi juga dapat mengoksidasi kolesterol dalam kuning telur.
Menurut data, 1 butir telur mengandung 212 miligram kolesterol. Kandungan kolesterolnya 71 persen dari total kebutuhan harian sebesar 300 miligram per hari.
Oksidasi kolesterol ini dapat menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai oxysterol.
Studi menunjukkan, kolesterol yang teroksidasi dan oxysterol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Sebelum menyajikan olahan telur, ada baiknya Anda bijak mempertimbangkan kalori dan panas tinggi saat memasak hidangan favorit banyak orang ini.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |