BolaStylo.com - Thomas Tuchel sempat membeberkan keburukan PSG sebelum mendapati kenyataan pahit kariernya melatih Paris Saint-Germain berakhir.
Paris Saint-Germain mengambil keputusan mengejutkan dengan memecat Thomas Tuchel sebagai pelatih mereka pada Kamis (24/12/2020).
Pasalnya, selama menukangi PSG, Tuchel tergolong tak pernah bermasalah dan bahkan sukses mengantarkan klub asal Prancis itu ke final Liga Champions untuk pertama kalinya pada musim lalu.
Meski gagal merengkuh trofi juara karena kalah dari Bayern Muenchan, ini tetap sebuah pencapaian baru bagi PSG.
Sementara itu, belum ada kabar rinci terkait apa alasan PSG memecat Tuchel.
Namun, beberapa media menduga jika ini terjadi karena Tuchel membeberkan sisi buruk manajemen ke publik beberapa hari sebelum resmi dipecat.
Dilansir dari Marca, dalam wawancara tersebut Tuchel merasa kurang diapresiasi perihal keberhasilannya membawa PSG ke final Liga Champions.
Sikap PSG itulah yang membuatnya sedikit sedih dan kecewa.
"Kami tinggal satu pertandingan lagi untuk memenangkan Liga Champions, tapi saya tidak pernah merasa kami mendapatkan pujian yang pantas kami dapatkan, itu membuatku sedih dan kesal saat itu," tutur Tuchel.
Tuchel juga berkomentar jika ekspektasi PSG terlalu tinggi.
"Dan kamu tidak merasakan memenangi liga di sini dianggap setinggi Bayern Muenchen memenangi liga mereka contohnya, saya kira itu adalah aspek klub dengan ekspektasi yang begitu tinggi," lanjutnya.
Selain membeberkan apresiasi yang kurang dari kerja kerasnya di PSG, Tuchel juga bicara tentang tantangan terbesar melatih klub asla Prancis itu.
Menurutnya, tantangan terbesar adalah menangani para bintang besar yang ada di PSG.
"Kadang-kadang itu sangat mudah, di waktu lain itu adalah tantangan besa," tuturnya.
Karena pengaruh mereka, ia harus memastikan jika semua bintang besar itu merasa senang.
"Terutama, karena memiliki dampak yang lebih dari tim, dengan demikian sulit untuk membuat pemain besar senang dan itu penting untuk bisa menuntut sesuatu dari mereka," jelasnya.
Kadang-kadang, orang-orang juga tak menghargai usaha tim dan hanya mengatakan jika PSG bisa menang karena Mbappe, Neymar atau Angel Di Maria.
"Saya pikir memalukan bagi para pemain bahwa performa yang sangat serius dari tim terhapus, orang-orang selalu bilang bahwa kami menang karena kami memiliki Angel di Maria, Kylian Mbappe aau Neymar. Tapi, orang-orang itu tidak mengapresiasi kedisiplinan atau intensitas yang dimasukkan ke dalam permainan kami," tuturnya panjang lebar.
Meski mendapatkan pekerjaan penuh tekanan, Tuchel mengaku menemukan cara untuk menanganinya.
Ia tak mau khawatir dengan omongan orang dan akan percaya pada dirinya sendiri.
Tuchel mengaku menyukai sepak bola dan ingin menikmati pekerjaanya sebagai pelatih.
Sayang, Tuchel kini berakhir dipecat oleh PSG dari posisinya.
Source | : | Marca |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |