BolaStylo.com - Menjalin pertemanan memang menjadi hal manusiawi, tapi jangan sampai terjebak dalam pertemanan beracun atau Toxic Friend.
Memiliki banyak teman memang hal bagus, tapi terjebak dalam pertemanan yang beracun akan menjadi kasus yang berbeda.
Ada beberapa kasus dimana sebuah pertemanan justru menjadi racun dan menekan kesehatan mental kamu.
Kondisi ini disebut Toxic Friend, jenis pertemanan ini hanya akan memberi hal-hal negatif pada kamu dan hidup kamu.
Sebaiknya, tinggalkan pertemanan tipe ini jika kamu ingin hidupmu lebih positif dan kesehatan mentalmu terjaga.
Lalu, bagaimana kita bisa tahu apakah kita tengah berada dalam jenis pertemanan yang beracun atau tidak, berikut beberapa tandanya.
5. Merasa terkurung
Ketika kamu berteman dengan seseorang tapi kamu merasa terkurung karna kritikan atau ucapannya yang menghakimi, kamu harus mulai berhati-hati.
Pertanyaan seperti "Mengapa kamu mengajak keluarga pasangan untuk makan malam" atau "Buat apa membeli hadiah seperti itu" dan beberapa kritikan menghakimi ke arah yang membuat kamu merasa terkurung dan merasa rendah diri sebaiknya kamu mulai waspada.
Kamu harus bisa melihat apakah ucapan itu bertujuan baik atau hanya berdampak negatif.
Jika banyak dampak ruginya dan membuat kamu makin rendah diri, lebih baik mulai tinggalkan teman seperti itu.
4. Membawa kita ke hal-hal buruk
Teman yang baik tidak akan membiarkan temannya terjerumus ke hal buruk meski dia sendiri melakukannya.
Teman yang baik tidak akan mendorong temannya melakukan hal buruk seperti mabuk-mabukan, mencuri atau menjerumuskan ke pergaulan bebas.
Ketika temanmu mulai mengajak dan menawarimu ke hal buruk, tolak dan lihat reaksinya.
Jika dia mau memahami keputusanmu, pertemanan kalian mungkin masih bisa dipertahankan.
Tapi, jika ia memaksamu dengan iming-iming tidak keren dan mengancammu akan memutuskan pertemanan jika tak melakukan hal buruk bersama, tinggalkan saja.
Karena teman yang beracun hanya akan membawamu ke perilaku yang tidak sehat.
3. Terlalu menempel dan mengambil alih kendali
Seharusnya tidak ada dominasi berlebihan dalam sebuah pertemanan yang sehat.
Jika kamu mulai merasa temanmu terlalu menempel, bergantung padamu dan bahkan mengendalikanmu setiap saat, kamu harus mulai berpikir kembali dengan pertemanan kalian.
Teman yang selalu marah jika kamu lupa membalas pesan atau kesal saat kamu tidak bisa menghubunginya bisa membuat kamu merasa tidak nyaman dalam sebuah pertemanan.
Apabila kamu dalam kondisi seperti ini, ajaklah bicara temanmu agar kalian bisa saling mengerti mana hal yang bisa diterima dan tidak.
2. Tidak mempunyai kesempatan bicara
Meski terdengar sepele, jika kamu tak mempunyai kesempatan dalam sebuah pembicaraan kamu harus mulai curiga dengan pertemanan kalian.
Apalagi jika dia hanya ingin membicarakan diri sendiri dan tidak peduli pada perkataanmu.
Berteman atau bersahabat adalah timbal balik tanpa dominasi, maka seharusnya ia juga mendengarkan dan memperhatian apa yang kamu ucapkan.
Sehingga percakapan kalian bisa lebih menyenangkan tanpa dominasi satu pihak.
1. Menyimpan kabar baik sendirian
Kabar baik seharusnya dibagi bukan? ketika kamu atau temanmu mulai menyimpan kabar baik maka akan ada hal salah di pertemanan kalian.
Memilih menutup kabar baik berarti membuat kamu atau temanmu takut membuat pihak lain merasa cemburu dan takut mendapatkan komentar negatif darinya.
Perhatikan dorongan kecil yang kita dapatkan secara emosional, yang membuat kita terdiam sejenak sebelum berbagi kabar baik dengan teman," kata Cherie Burbach, penulis dan pakar hubungan sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
"Jika kita benci mengungkitnya karena takut dia akan merendahkan atau membuat komentar tajam, lalu mengapa kita mau orang ini menjadi teman?" kata dia lagi.
Karena teman seharusnya bisa diajak berbagi hal positif yang kita dapat dan berkomunikasi secara terbuka.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |