Simak 3 Tragedi Tragis Membayangi Sukses Kento Momota yang Segera Comeback di All England 2021

Reno Kusdaroji Minggu, 7 Maret 2021 | 15:13 WIB
Tunggal putra asal Jepang, Kento Momota, masuk sebagai nominasi Laureus World Sports Awards 2021. (Twitter @momota_kento)

BolaStylo.com - Ada tiga tragedi tragis yang membayangi kesuksesan tunggal putra nomor satu dunia asal Jepang, Kento Momota yang akan comeback di All England 2021.

Kento Momota akan melakukan comeback di All England 2021 (17-21 Maret) usai pulih dari cedera serius pada awal tahun 2020 silam.

Di balik kesuksesan menjadi tunggal putra nomor satu dunia yang terkesan 'sempurna', Kento Momota pernah mengalami tragedi tragis usai menjuarai Malaysia Masters 2020.

Tepatnya 1 hari setelah menjuarai Malaysia Masters 2020, Momota mengalami kecelakaan lalu lintas di Negeri Jiran yang meninggalkan cedera serius di area matanya.

Tragedi tragis ini sempat dikhawatirkan bisa menjadi penghambat bagi Momota dalam mempertahankan kariernya di puncak.

Pasalnya, pebulu tangkis 26 tahun ini membutuhkan waktu lama untuk memulihkan cedera matanya itu.

Namun untungnya baginya, pandemi corona yang membawa kerugian bagi seluruh umat manusia menjadi satu keuntungan tersendiri untuk pemulihannya.

Baca Juga: Sosok Masa Lalu Kento Momota Diungkap Pelatih, Gak Heran Kini Jadi Nomor 1 Dunia

Karena pandemi corona ini, BWF menangguhkan hingga membatalkan penyelenggaraan sejumlah turnamen di tahun 2020 demi menjaga keselamatan para atlet bulu tangkis.

Hal ini menyebabkan BWF membekukan peringkat dunia sehingga posisi Kento Momota sebagai tunggal putra nomor satu dunia aman.

Pada awal tahun 2021 kemarin, Momota sebenarnya sudah siap comeback untuk mengikuti tiga turnamen di Thailand setelah pulih total dari cedera.

Namun sayang, Momota dinyatakan positif terinfeksi covid-19 beberapa saat sebelum Tim Jepang bertolak ke Thailand dari Bandara Narita.

Baca Juga: Belum Juga Main di All England, Kento Momota Sudah Bikin Sejarah Baru

Akhirnya, seluruh Tim Jepang batal ikut serta pada rangkaian turnamen seri Asia.

Di mana kini Kento Momota dkk akan bersiap melakoni comeback pada All England 2021.

Selain kecelakaan maut di tahun 2020, Kento Momota juga pernah mengalami tragedi tragis lain seiring suksesnya di puncak karier sebagai atlet bulu tangkis selama ini.

Salah satu tragedi tragis yang pernah menimpa Momota terjadi sekitar satu dekade silam, saat ia masih remaja 16 tahun.

Baca Juga: Duel Momota-Ginting Bakal Terjadi di All England 2021 Jika 2 Syarat Ini Terpenuhi

Tepatnya pata tahun 2011 saat Kento Momota sedang melakoni turnamen level junior di Indonesia, kampun halamannya, Prefektur Fukushima dihantam tsunami.

Tempat sekolah Kento Momota pada waktu itu, SMA Tomioka yang hanya berjarak 10km dari pembangkit nuklir Fukushima rusak parah akibat tsunami dan gempa.

Dikutip BolaStylo dari BWF Badminton, Momota sempat putus asa dan kebingungan setelah mendapati kabar tsunami di kampung halamannya.

Meski demikian, Kento Momota berhasil bangkit dengan menguatkan mental dan tekadnya untuk kembali ke Jepang melanjutkan program latihannya.

Baca Juga: Dampak Kento Momota Positif Covid-19, Dari Batalnya Duel Momogi Hingga Nasib Skuad Jepang

"Dia akan ada di sana (lapangan) bermain, dalam bulu tangkis penting memiliki elemen seperti itu (berlatih keras)," kata eks pelatih Momota, Hitoshi Ohori.

"Jadi, saya pikir pengalaman itulah yang kemudian membentuk dia menjadi sosok pemain sekarang ini," imbuhnya.

Selain tragedi bencana alam, Momota juga sempat terjegal skandal judi ilegal bersama rekan senegaranya, Kenichi Tago sekitar tahun 2016.

Karena skandal itu, Momota yang sebenarnya menjadi kandidat terkuat peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 tumbang sebelum bertanding.

Baca Juga: Curhat Kento Momota Usai Comeback, Ngaku Banyak Luput Karena Gugup

Hal ini disebabkan Kento Momota terbukti bersalah atas skandal tersebut hingga dijatuhi hukuman larangan bertanding oleh Asosiasi Bulu Tangkis Jepang.

Namun seperti sebelumnya, Kento Momota mencoba bangkit kembali dari tragedi tragis yang menimpanya.

Hingga pada tahun 2019 ia berhasil meraih gelar juara dunia kedua, menjadi pemain non-China pertama dan satu-satunya yang mampu menyabet dua titel kampiun dunia.

Lewat beragam pencapaiannya selama ini, tak diragukan lagi ia pantas dikenal sebagai salah satu pebulu tangkis tunggal putra paling berbakat dalam generasinya.

Baca Juga: Setahun Cedera, Kento Momota Tandai Comeback dengan Kemenangan

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : tribunnews,BWF Tournament Software
Penulis : Reno Kusdaroji
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan