BolaStylo.com - Konflik dan peperangan Israel-Palestina bukan menjadi hal baru bagi mendiang mantan pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl.
Jauh sebelum menukangi timnas Indonesia di tahun 2010, Alfred Riedl lebih dulu menukangi timnas Palestina pada 2004.
Kala itu Alfred Riedl memiliki tugas besar membawa Palestina meraih hasil positif di Kualifikasi Piala Dunia 2006 zona Asia.
Tugas berat Alfred Riedl kala itu semakin tampak karena di saat bersamaan tengah terjadi konflik antara Palestina dan Israel.
Dampak dari peperangan yang terjadi membuat skuat berjuluk The Fedayeen melakoni babak kualifikasi piala dunia di Qatar.
Baca Juga: Pemberi Mimpi Buruk Timnas Indonesia Terpukul Dengar Kabar Alfred Riedl Meninggal
Selain itu skuat asuhan Riedl juga harus menjalani pemusatan latihan di luar negaranya, tepatnya di Mesir.
Tak sampai di situ, krisis pemain dialami Riedl ketika hanya 11 pemain yang siap menghadapi Uzbekistan, satu pekan setelahnya hanya terisisa enam orang.
Selain cedera, sebanyak 10 kesulitan melewati perbatasan Rafah yang dikendalikan Israel di Jalur Gaza, para pemain tertahan selama dua pekan.
Hingga akhirnya hanya lima pemain yang diperbolehkan melintas dan bergabung dengan timnas, berkat diplomasi Federasi Sepak Bola Palestina, FIFA dan pihak Israel.
Baca Juga: Kalimat Magis Alfred Riedl yang Bikin Timnas Indonesia Bangkit di Final AFF 2016
Belum berhenti di sini, Riedl juga dipusingkan dengan kualitas pemain yang bergabung karena tidak terlahir dari kompetisi domestik.
Skuat asuhannya pun sangat minim dukungan, bermarkas di Qatar dan berjarak 1.500 kilometer dari Yerusalem, laga mereka hanya disaksikan beberapa pengungsi.
Selain itu juga tak sedikit kesedihan menyelimuti para pemain, seperti misalnya Ziyad Al-Kord yang merupakan striker timnas Palestina.
Kediamannya di Gaza hancur karena serangan militer Israel, kondisi inilah yang membuat Riedl sangat menghormati para pemainnya.
Baca Juga: Alfred Riedl Tutup Usia, Sempat Operasi Ginjal dan Sakit Jantung
"Bagi saya mereka adalah pahlawan kecil saya. Dari tepi barat dan Gaza sering meninggalkan istri dan tiga hingga empat anak," ucap Rield dikutip dari Guardian.
"Dan berada dalam situasi sangat berbahaya, sebagai seorang ayah saya pikir saya tidak bisa melakukan itu.
"Rasa ketakutan selalu ada tetapi orang-orang ini terus kembali," imbuhnya.
Krisis pemain akhirnya membuat Riedl melontarkan sebuah ide, yakni dengan merekrut pemain luar negeri yang masih memiliki keturunan Palestina.
Baca Juga: Alfred Riedl Bingung Timnas Indonesia Loyo di Kualifikasi Piala Dunia 2022
Tujuannya agar tidak bermasalah dengan izin Israel, hingga akhirnya usaha tersebut membuahkan hasil dengan tiga pemain anyar.
"Saya tidak peduli dari mana asalnya. Jerman, Amerika, Honduras, dari mana saja," ujar Riedl.
"Selama mereka memiliki kakek-nenek Palestina dan bermain di dua divisi teratas di liga negara mereka, kami akan membawanya." imbuhnya.
Hingga akhirnya Riedl memiliki skuat dengan pemain cukup aneh, karena sebagian besar pemain berasal dari Chile.
Baca Juga: Batal Latih Persebaya, Alfred Riedl Akan Jalani Operasi Bypass Jantung
Negara di mana terdapat komunitas terbesar imigran Palestina yang berada di luar negara Arab.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |