"Sehingga timbul rumor, hangat itu dipikir tensinya naik, gairahnya meningkat; sebenarnya enggak," kata Dr Samuel di Rs Siloam Semanggi, Jakarta Selatan.
"Kenapa panas? karena daging kambing itu thermogenic effect-nya tinggi," imbuhnya, dikutip dari laman Kemkes.go.id.
Lebih lanjut, ia menjelaskan efek termogenik (panas) itu muncul akibat organ pencernaan memproses bahan makanan dalam tubuh, yang sebenarnya wajar terjadi.
Hanya saja, daging kambing memberi efek termogenik yang lebih tinggi ketimbang daging lainnya.
"Karena daging kambing itu (untuk) dicernanya lebih membutuhkan energi," jelasnya.
Meski begitu, Dr Samuel tetap mewanti orang-orang untuk makan gulai, sate, dll yang berbahan baku daging kambing.
Baca Juga: Pro Kontra di Balik Daging Buatan, Surganya para Vegan & Vegetarian
Source | : | p2ptm.kemkes.go.id |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |