Impian Newcastle United Bakal Jadi Seperti Manchester City Tersendat!

Eko Isdiyanto Kamis, 30 September 2021 | 21:30 WIB
Son Heung-min mencetak gol ke gawang Newcastle United dalam laga pekan 36 Liga Inggris, 15 Juli 2020. (TWITTER.COM/STATMANDAVE)

BolaStylo.com - Impian Newcastle United menjadi klub kaya seperti Manchester City di Liga Inggris tersendat karena aktivitas ilegal bisnis Kerajaan Arab Saudi.

Ancaman bahaya dan nyata dihadapkan Newcastle United jika Kerajaan Arab Saudi berhasil melakukan takeover lewat konglomerasi.

Risiko ditendang dari Premier League adalah ancaman nyata tersebut, impian Newcastle United menjadi klub kaya raya di Liga Inggris pun tersendat.

Seperti yang diketahui bersama bahwa Kerajaan Arab Saudi melalui Saudi Arabia's Public Investment Fund (PIF) bakal menjadi investor utama dalam takeover Newcastle.

Perusahaan PIF dijalankan oleh Mohammed bin Salman (MbS) selaku Putra Mahkota Arab Saudi dan bersedia menyediakan 80 persen dari sekitar 300 juta poundsterling.

Baca Juga: Satu-satunya Gelandang Era Tiki-taka: Barcelona Sedang Kritis!

Atau sekitar Rp5,7 triliun, dana yang dibutuhkan untuk melakukan akuisisi Newcastle United dari pemilik saat ini, Mike Ashley.

Meski begitu, masalah besar muncul dan mengancam gagalnya takeover Newcastle United setelah salah satu bisnis PIF menjalankan situs ilegal.

Kerajaan Arab Saudi diduga berada di balik situs penyedia tayangan sepak bola ilegal bernama beoutQ, meskipun dugaan itu dibantah.

Namun hasil investigai World Trade Organization (WTO) menunjukkan jika tayangan beoutQ disalurkan melalui satelit Arabstat.

Baca Juga: Villarreal Gigit Jari, Juan Foyth: Ya Begitulah Cristiano Ronaldo

Pangeran Mohammed bin Salman, putra mahkota baru Kerajaan Arab Saudi

Satelit yang mayoritas sahamnya dimiliki Kerajaan Arab Saudi, sementara itu ancaman didepak dari Premier League diungkapkan pengacara Newscatle, Daniell Jowell QC.

Jowell juga menyebut alasan lain gagalnya takeover Newscastle adalah sejumlah klub Premier League dan beIN Media Group tak menyetujuinya.

Ia juga menyebut jika ancaman sudah mengarah kepada penyalahgunaan Premier League terhadap posisinya yang berujung pada tidak stabilnya kompetisi.

"Sebagian besar klub Premier League sama-sama melakukan lobi agar takeover tidak jadi. Terlepas dari ancaman itu," ucap Jowell dikutip dari Daily Star.

Baca Juga: Bersihkan Karang Gigi dengan Bermodal Buah Apel, Mudah Banget!

"Premier League juga belum menghentikan klub untuk berpartisipasi dari kompetisi." imbuhnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : Daily Star
Penulis : Eko Isdiyanto
Editor : Eko Isdiyanto
Video Pilihan