Kena Semprot Taufik Hidayat Soal Masalah WADA, KOI & LADI Langsung Bergerak

Reno Kusdaroji Senin, 18 Oktober 2021 | 11:45 WIB
Bendera Indonesia digantikan dengan Logo PBSI. (tanggkapan layar dari vidio.com)

BolaStylo.com - Legenda tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat menyoroti tanggung jawab pemerintah soal masalah sanksi WADA saat Indonesia juara Piala Thomas 2020.

Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020 dengan kemenangan telak 3-0 atas China pada partai final (17/10/2021), di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.

Setelah mengalahkan tim putra China, momen perayaan kemenangan Indonesia terasa kurang lengkap tanpa berkibarnya bendera Merah Putih di atas Podium juara.

Seperti diketahui, bukan bendera Merah Putih melainkan bendera PBSI yang berkibar saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan di Ceres Arena.

Hal ini terjadi karena Indonesia terkena sanksi WADA (Badan Antidoping Dunia).

Secara singkat, Wada menjatuhkan sanki kepada Indonesia dan beberapa negara lain yang dinilai tidak mematuhi peraturan antidoping sesuai ketentuan mereka.

Salah satu hukumannya ialah Indonesia dilarang mengibarkan bendera negaranya pada kejuaraan regional, kontinental, internasional, atau acara serupa yang diselenggarakan oleh major event organizations, kecuali di Pertandingan Olimpiade dan Paralimpiade.

Baca Juga: Tak Ternilai! Ini Hadiah Indonesia Sebagai Juara Piala Thomas 2020

Melihat bendera Merah Putih tidak berkibar saat Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020, legenda tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat mengkritik pemerintah.

Taufik dengan tegas mengatakan seharusnya pemerintah malu melihat atlet nasional yang telah berjuang keras tidak bisa melihat bendera Merah Putih berkibar.

"Sangat disayangkan, rasanya seperti makan kurang garam, biasanya kan Merah Putih dikibarkan bersamaan dengan lagu Indonesia Raya," kata Taufik dilansir dari Antara (18/10/2021).

"Saya yakin mereka sudah tahu kondisi ini, tetapi bagus mereka tidak terpengaruh, biar masalah ini negara yang mikirin," lanjutnya memuji Gitning dkk.

Baca Juga: Pantang Pulang Sebelum Menang! Ini Perjuangan Indonesia Usai Juara Piala Thomas 2020

"Saya berharap ini bisa cepat selesai. Pemerintah harusnya malu.

"Dulu gembar-gembor ingin jadi tuan rumah Piala Dunia, tuan rumah Olimpiade.

"Tapi ngurus kayak gini saja enggak bisa, jangan sampai kita kayak Rusia." pungkasnya.

Bukan hanya Taufik Hidayat, terlihat sebagian penggemar Indonesia di media sosial juga ikut menyoroti kurangnya kemenangan tanpa bendera Merah Putih dikikibarkan.

Baca Juga: Parah! Indonesia Sudahi Puasa Gelar Thomas Cup, Legenda Bulu Tangkis Ini Kecewa Bukan Main

Melihat fenomena ini, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) meminta Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) segera menyelesaikan tanggung jawabnya terkait masalah WADA.

Terlepas dari sorotan Taufik Hidayat dan para penggemar, Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari juga menyadari pahitnya sanksi WADA ini.

Raja Sapta Oktohari tidak memungkiri bahwa dampak Sanksi WADA sudah terasa menyakitkan saat Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2020.

"Saya sebagai ketua Komite Olimpiade Indonesia bangga dengan penampilan Tim Thomas kita," kata Raja Sapta Oktohari.

Baca Juga: Indonesia Juara Piala Thomas 2020 Tanpa Bendera Merah Putih, Taufik Hidayat Tuding Pemerintah Bikin Malu

"Tetapi (selain bangg) juga sekaligus sangat kecewa dan sedih karena seremoni medali dengan bendera PBSI," imbuhnya.

"Bayangkan, 19 tahun Indonesia mendambakan membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air, tapi saat juara justru bendera Merah Putih tidak bisa ditampilkan.

"Saya bersyukur Indonesia Raya masih dapat berkumandang.

"Saya berharap LADI bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya sehingga dapat segera terbebas dari sanksi doping yang merugikan Indonesia di ajang Internasional." tegasnya.

Baca Juga: Ironi di Balik Momen Manis Tim Putra Indonesia Juara Piala Thomas 2020

Sanski WADA menghanguskan sejumlah hak-hak Indonesia di ajang olahraga Internasional.

Selain tidak boleh mengibarkan bendera Merah Putih di single event dan multievent internasional, Indonesia juga tak diizinkan menjadi tuan rumah olahraga kelas regional, kontinental, hingga dunia selama satu tahun.

Adapun beberapa agenda multievent yang akan diikuti Indonesia pada 2022 mendatang yaitu Asian Indor and Martial Art Games (AIMAG, 10-20 Maret), SEA GAMES (Mei), Islamic Solidarity Games (9-18 Agustus), Asian Games (10-25 September) dan Asian Youth Games (20-28 Desember).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : Antara,BWF Badminton
Penulis : Reno Kusdaroji
Editor : Reno Kusdaroji
Video Pilihan