Indonesia, Malaysia dan China Tak Mampu? Legenda Denmark Sebut Negara Ini Bisa Bawa Bulu Tangkis ke Level Berbeda

Ananda Lathifah Rozalina Kamis, 30 Juni 2022 | 08:00 WIB
Mantan ganda putra Denmark, Mathias Boe ( MIGUEL MEDINA/AFP PHOTO )

BolaStylo.com - Legenda bulu tangkis Denmark, Mathias Boe menyebut jika ada satu negara yang bisa membuat perubahan dan membawa bulu tangkis ke level berbeda.

Mathias Boe yang kini bekerja sebagai pelatih untuk Asosiasi Bulu Tangkis India (BAI) melihat ada potensi besar di negara Bollywood tersebut.

Peraih medali perak di Olimpiade London itu menilai jika India adalah negara yang bisa menggerakkan sesuatu.

Mantan rekan Crasten Mogensen itu mengambil krikat dan Indian Premer League (IPL) sebagai contoh betapa India bisa mengubah sebuah olahraga menjadi populer.

"Jika ada satu negara yang benar-benar dapat memindahkan banyak hal, itu adalah India."

"Lihatlah apa yang telah mereka lakukan dengan kriket dan IPL (Liga Premier India)," tutur Mathias Boe.

Menurut Boe, banyaknya penduduk India yang mencapai 1 juta lebih bisa menjadi kesempatan besar untuk bulu tangkis naik ke level berbeda lebih cepat.

Baca Juga: Jadwal Malaysia Open 2022 Ngeri-ngeri Sedap! Bagas/Fikri Terlibat Duel Beraroma Balas Dendam, Apri/Fadia dalam Bahaya

Berbeda dari negara seperti China yang meski berpenduduk banyak tapi segalanya dalam kontrol, India memiliki potensi lebih baik menurut Boe.

Boe juga menyebut jika India juga bisa punya potensi menaikkan bulu tangkis lebih cepat dibanding Indonesia dan Malaysia.

"Saya tidak melihat budaya banyak berubah di negara-negara seperti China karena sistemnya seperti itu, asosiasi nasional memiliki terlalu banyak kekuatan dalam mengambil keputusan, sama dengan negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia."

"Secara pribadi, India adalah tempat paling menarik saat ini, sejauh menyangkut bulu tangkis," lanjut mantan rekan Carsten Mogensen itu.

Boe menyebut jika bulu tangkis memang memiliki pergerakan lebih lambat ketimbang olahraga lainnya.

Baca Juga: Malaysia Open 2022 - Ambyar Dikalahkan Gregoria Mariska, Tunggal Putri Nomor 1 Dunia Bilang Begini

Menurut Boe hal ini karena asosiasi nasional memiliki terlalu banyak pengaruh dan kekuatan sehingga banyak yang harus diubah.

“Dibandingkan 10 tahun lalu ketika saya masih bermain, pasti ada kemajuan, tetapi bergerak terlalu lambat."

"Australia Terbuka (tenis) menawarkan total hadiah uang sebesar 75 juta dolar AS, sementara di sini di bulu tangkis, kita senang dengan 1 juta dolar AS."

"Di Amerika Serikat, misalnya, tidak ada yang tahu bintang bulu tangkis seperti P. V. Sindhu, Lee Zii Jia atau bahkan Lee Chong Wei, tetapi sebutkan pesepakbola acak dari Liga Premier Inggris, dan mereka kemungkinan besar akan mengetahuinya. Jangan bicara tentang nama besar. seperti Cristiano Ronaldo."

"Agar bulu tangkis dianggap sebagai olahraga profesional seperti tenis atau sepak bola, banyak hal yang perlu diubah."

Boe juga menambahkan jika pemasaran untuk memperkenalkan atlet yang saat ini masih aktif dan mantan atlet yang sudah pensiun bisa dilakukan dengan lebih baik lagi.

“Saya juga merasa pemasaran bisa lebih baik dalam mempromosikan pemain saat ini dan mantan legenda."

Baca Juga: Kemunduran 3 Ganda Putra Indonesia Tak Bikin Tuan Rumah Lega, Rexy Mainaky Ungkap Alasannya

"Lihatlah tenis dan bagaimana mereka mempertahankan bintang besar dan mantan legenda. Anda melihat mantan bintang duduk di tribun untuk menambah kilau ke beberapa turnamen besar, serta bintang dari olahraga lain seperti David Beckham, misalnya."

"Saya tidak pernah diundang ke salah satu (turnamen) utama BWF. Bahkan, saya belum pernah melihat BWF melakukan itu pada Lin Dan, Taufik Hidayat, Peter Gade atau Chong Wei. Beberapa penggemar yang lebih tua masih ingin melihat pemain ini. BWF tidak membawa mereka, sangat sulit untuk menjadi profesional."

Ia juga menyinggung banyak pemain yang bayarannya masih kurang.

"Melihat betapa menuntut bulu tangkis, terlalu banyak pemain yang tidak dibayar cukup,” tambah pemain Denmark itu.

Mantan pebulu tangkis Denmark ini menyebut jika penggemar bisa menjadi salah satu agen perubahan.

Kasus Lee Zii Jia bisa menjadi contoh, beberapa waktu lalu tunggal putra Malaysia itu hampir dihukum larangan bertanding dalam periode tertentu akibat kisruh terkait keinginannya menjadi pebulu tangkis profesional di luar pelatnas.

Namun, berkat penggemar yang mendukungnya, Federasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) akhirnya membatalkan sanksi tersebut dan memberi restu pada Lee Zii Jia untuk menjadi pemain profesional.

"Dengan media sosial, segala sesuatunya berubah. Saya selalu percaya bahwa kekuatan ada pada orang-orang terlepas dari budaya dan masyarakatnya."

"Ketika ada protes dan permintaan yang cukup, segalanya akan berubah, dan kami telah melihat ini."

"Salah satu contoh yang baik di sini adalah ketika Zii Jia hampir dilarang selama dua tahun oleh BA Malaysia karena ingin menjadi profesional. Para penggemar membuat perasaan mereka didengar, dan keputusan itu dibatalkan," pungkasnya.



Source : New Strait Times
Penulis : Ananda Lathifah Rozalina
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan