Tak sampai di situ, Abel Camara juga menjadi saksi mata bagaimana gas air mata masuk ke dalam stadion hingga ke ruang ganti pemain.
Baca Juga: Pengakuan Aremania Seperti Dibantai di Dalam Stadion Kanjuruhan
Bahkan karena kondisi tersebut ada tujuh hingga delapan suporter yang meninggal dunia di depan matanya saat itu.
"Pertandingan berlangsung tegang. Ketika kami kalah, kami meminta maaf kepada suporter. Mereka mulai memanjat pagar pembatas, kami segera menuju ruang ganti," ujar Abel.
"Kemudian kami mendengar suara tembakan dan orang-orang yang berdesakan. Di ruang ganti ada beberapa orang yang terkapar akibat terkena gas air mata.
"Mereka meninggal di hadapan kami. Ada sekitar tujuh hingga delapan orang yang meninggal," imbuhnya.
Baca Juga: Rekap Hasil Vietnam Open 2022 - Ganda Campuran Indonesia Juara, Malaysia Sengsara
Selama berjam-jam Abel Camara dihadapkan dengan kengerian itu, sebelum bisa keluar dari ruang ganti pemain.
Di situlah Abel Camara kembali mendapati momen memilukan, kondisi yang tidak seharusnya terjadi dalam suatu pertandingan sepak bola.
"Kami bertahan di ruang ganti sekitar tiga hingga empat jam sebelum petugas mengusir orang-orang keluar," kata Camara.
"Ketika kami pergi dan situasi sudah lumayan mereda, kami melihat darah, sepatu, pakaian berceceran di stadion. Ada juga bus dan mobil polisi yang terbakar." imbuhnya.
Source | : | Kompas.tv |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |