"Yang paling mengerikan saat korban masuk (ke ruang ganti) untuk dirawat oleh tim dokter," jelasnya.
"Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal, ada yang meregang nyawa di pelukan pemain.
Tragedi bermula saat sejumlah Aremania turun ke lapangan setelah pertandingan berakhir.
Polisi yang mencoba menertibkan kerusuhan pun menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas.
Suporter yang bertumbangan membuat kepanikan di area stadion dan berebut mencari jalan keluar.
Jumlah suporter yang membutuhkan bantuan medis tak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Alhasil, para suporter itu banyak yang mengeluh sesak napas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.
Sejauh ini, kerusuhan yang terjadi mengakibatkan 125 korban meninggal dunia dan 180 korban luka-luka lainnya yang masih mendapat perawatan.
Per minggu (2/10/2022) malam WIB, data korban meninggal tersebut sudah dikonfirmasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang setelah sinkronisasi data.
Baca Juga: VIDEO - Iwan Bule Buka Konferensi Pers: Hadirin yang Berbahagia
Source | : | Kompas.com,Cadena Ser |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |