BOLASTYLO.COM - Kiper Arema FC, Teguh Amiruddin menceritakan detik-detik bagaimana ia sempat menggotong Aremania dari yang masih hidup sampai meninggal.
Teguh Amiruddin menjadi salah satu saksi hidup bagaimana ngerinya Tragedi Kanjuruhan yang terjadi tepat di depan matanya.
Saat insiden terjadi, Teguh Amiruddin dan beberapa pemain Arema FC lain turut berupaya membantu Aremania saat kepanikan terjadi.
Kepanikan dipicu sesaat setelah pihak kepolisian melepaskan tembakan gas air mata ke arah tribun penonton, suasana pun berubah.
Dari yang riuh dengan sorak-sorai penonton, berubah menjadi jerit tangis dengan tubuh-tubuh suporter yang tergeletak dan berjejer.
Baca Juga: Potensi Hukuman FIFA untuk Indonesia dari Kacamata Pakar Vietnam
Melihat kondisi tersebut, Teguh dan para pemain lain Arema FC sepakat membuka pintu ruang ganti pemain yang kemudian dijadikan tempat evakuasi.
Saat itulah Teguh dan rekan-rekannya mencoba membantu suporter dan menggotongnya masuk ke dalam ruang ganti pemain.
"Akhirnya pemain sepakat membuka pintu pemain. Apalagi saat melihat keluar ruangan, sudah terlihat banyak korban berjejer," ungkap Teguh Amiruddin via telepon pada Kompas.com.
"Saat itu, saya dua pemain keluar ruangan, melihat Aremania menggotong korban dari tribune. Kami bergabung (menggotong).
Baca Juga: Kiper Arema FC Sempat Kena Pukul Suporter, Begini Kesaksian Sang Kekasih
"Dan saya minta untuk langsung dimasukkan ke ruang ganti," imbuhnya.
Dari yang saat ditolong masih bernyawa, hingga saat ditempatkan di ruang ganti beberapa menit kemudian nyawa tersebut melayang.
Teguh mengaku mengalami hal itu, ia sempat melakukan cek terhadap denyut nadi dan leher guna mengecek tanda-tanda kehidupan.
Orang yang sempat digotong Teguh saat itu pada akhirnya meninggal dunia di depan matanya sendiri.
Baca Juga: Panpel Arema FC Tak Merasa Bersalah Soal Tiket yang Langgar Izin Polisi
"Tapi saat kami letakkan di lantai, berselang beberapa menit sudah tidak ada lagi getaran mulutnya," ujar Teguh.
"Setelah kami cek urat nadi di leher dan tangannya sudah tidak lagi berdetak. Kakinya pun berubah menjadi dingin," imbuhnya.
Menurut Teguh, ada lebih dari 10 korban yang dievakuasi ke ruang ganti pemain dan empat di antaranya meninggal dunia di lokasi.
"Akhirnya setelah beberapa waktu, korban-korban itu kemudian dievakuasi oleh jajaran kepolisian ke rumah sakit," kata Teguh.
Baca Juga: Arsene Wenger: Darwin Nunez Investasi Bodong, Mahal Cuma Dicadangkan
"Karena kan situasi tidak kondusif saat itu. Banyak Aremania dan korban yang dievakuasi di ruang utama stadion, yang berada tepat di depan ruang ganti kami." imbuhnya.
Source | : | Surya.co.id |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |