Bolastylo.com - Nama eks kiper timnas Indonesia, Markus Horison, kembali menjadi sorotan usai isu pengaturan skor di Piala AFF 2010 kembali menyeruak.
Nama Markus Horison kembali santer digaungkan publik usai Mantan Manajer Timnas 2010, Andi Darussalam Tabusalla, mengungkap bahwa Indonesia telah diatur kalah pada laga Final Piala AFF 2010.
Saat itu, Timnas Indonesia berhasil melaju ke final Piala AFF 2010 dan menghadapi Malaysia dalam dua pertandingan.
Pertandingan pertama, secara mengejutkan timnas Indonesia kalah telak 0-3 dari tuan rumah Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia.
Hasil itu memang cukup dipertanyakan karena pada babak penyisihan grup Piala AFF 2010, timnas Indonesia berhasil menghajar Malaysia dengan skor telak 5-1.
Terlebih Timnas Indonesia juga belum terkalahkan dalam turnamen tersebut hingga laga final di Malaysia.
Pada laga final leg kedua yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, timnas Indonesia berhasil menang 2-1 melawan Malaysia, namun skuat Garuda gagal juara karena kalah agregat 2-4 dari Harimau Malaya.
Andi Darussalam mengungkap ada campur tangan mafia bola kelas kakap pada laga tersebut.
"Gol pertama, seharusnya Maman Abdurahman bisa membiarkan bola bisa keluar tetapi dibiarkan itu memberi kesempatan kepada pemain lawan hingga memberikan umpan disitu gol pertama. Gol kedua demikian juga." ungkap Andi Darussalam.
Selain Maman, nama yang juga ikut diseret-seret adalah penjaga gawang Timnas saat itu Markus Horison dan gelandang Firman Utina.
Keduanya disebut-sebut menerima uang, rumah dan bahkan mobil Alphard karena berhasil memuluskan match fixing itu.
Di zaman keemasannya. Markus adalah andalan Timnas di bawah mistar.
Baca Juga : Fakta Baru Cedera Marcus Fernaldi Diungkap Sang Kakak: Bukan Cedera Ringan Biasa!
Pria yang berganti nama Markus Haris Maulana itu juga adalah andalan di klub-klub liga super Indonesia yang dibelanya dari 2003 hingga 2008.
Markus sempat berkiprah di PSMS Medan, Arema, hingga PSM Makassar.
Bahkan, pada Piala Asia 2007 dan AFC Cup 2008, dia terpilih menjadi salah satu kiper terbaik di Asia.
Namun beberapa tahun belakangan karier Markus meredup.
Markus kemudian dikabarkan membela PPSM Magelang dan malang melintang di turnamen antar kampung (Tarkam).
Akhirnya Marcus pun memutuskan untuk gantung sepatu.
sai gantung sepatu dari sepakbola, pria berkepala plontos itu sempat terkatung-katung nasibnya.
Pada 2016 lalu namnya sempat ramai diberitakan setelah ia kedapatan mengikuti pelatihan kader Partai Perindo Kabupaten Langkat.
Kabar terbaru Markus kini kembali ke duania sepakbola.
View this post on Instagram
Ia menjadi pelatih kiper untuk klub Liga 2, Aceh United.
“Inilah yang pertama di klub Aceh United saya menjadi pelatih," ujar awal 2018 lalu.
Di klub itu Markus sudah mempersiapkan berbagai menu latihan untuk para penjaga gawang Aceh United.
"Untuk mendapatkan kiper yang bagus, melalui latihan bertahap. Minimal sebulan latihan sudah dapat diketahui kiper utama mana yang bagus," jelasnya.
Penulis | : | Nina Andrianti Loasana |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
KOMENTAR