BolaStylo.com - Bek Liverpool, Virgil van Dijk, memulai perjalanan kariernya sebagai pesepak bola dengan penuh tantangan. Salah satunya menjadi pencuci piring.
Virgil van Dijk memiliki kisah yang patut diapresiasi sebelum kini menjadi pesepak bola profesional yang memperkuat Liverpool.
Dilansir BolaStylo.com dari BBC, kisah perjalanan karier Virgil van Dijk sebagai pesepak bola dimulai saat ia meninggalkan tanah kelahirannya, Kota Breda pada 2008.
Virgil van Dijk yang saat itu berusia 17 tahun, meninggalkan Kota Breda untuk bergabung dengan akademi klub Liga Belanda, Willem II.
Namun Van Dijk hanya bertahan di klub Willem II selama dua tahun hingga 2010.
Baca Juga : Nasib Malang Sadio Mane, Rumahnya Dibobol Maling saat Berlaga untuk Liverpool
Ia memilih meninggalkan Willem II karena tidak mengalami perkembangan dan juga memiliki masalah fisik di bagian lututnya.
Selain itu, Van Dijk juga memiliki masalah fisik di bagian pangkal pahanya.
Masalah fisik itu membuat performa Van Dijk sebagai pemain sepak bola kurang menonjol dan maksimal.
Kemudian Van Dijk sempat pindah ke FC Groningen setelah tidak mengalami perkembangan cukup signifikan di Willem II.
Baca Juga : Cerita Virgil van Dijk Hampir Meninggal dan Tulis Wasiat untuk Sang Ibu
Sejak saat itu, Van Dijk mulai mendapatkan kehidupan lebih baik ketimbang saat berada di Kota Breda.
Ketika bergabung dengan FC Groningen, Van Dijk mengatakan bahwa ia dulu harus pergi ke tempat latihan menggunakan sepeda.
Sedangkan upah yang diterima digunakan Van Dijk untuk mendaftar kursus mengemudi.
"Ketika saya tiba di FC Groningen, saya harus bersepeda untuk pergi ke tempat latihan," kata Van Dijk dikutip BolaStylo.com dari BBC.
Baca Juga : Cetak Gol Paling Banyak, Latihan Juggling Mochammad Supriadi Lebih Sulit Ketimbang Pemain Lainnya
"Saya menggunakan gaji pertama saya untuk mengikuti kursu mengemudi," imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sebelumnya pernah menjadi tukang cuci piring saat hidup di Kota Breda.
"Sebelum saya menandatangi kontrak, saat saya berusia 15 atau 16 tahun, saya bekerja sebagai pencuci piring di salah satu restoran di Kota Breda," ungkap Van Dijk.
Kala itu Van Dijk membagi jadwalnya untuk latihan dan bekerja di restoran tersebut.
Baca Juga : Kiper Garuda Select Ungkap Rahasia di Balik Kesuksesannya Gagalkan Penalti Pemain MK Dons
Van Dijk berlatih pada Senin, Selasa, dan Kamis, serta bermain pada Sabtu.
Sementara itu, ia bekerja pada Rabu dan Minggu sore hingga tengah malam.
Bek yang kini berusia 27 tahun itu rela menjadi tukang cuci piring agar ia memiliki uang untuk pergi jalan-jalan ke kota.
Van Dijk sendiri mengaku sangat senang dengan pekerjaan masa lalu saat itu dan tidak menyesalinya.
Baca Juga : Skuat Garuda Select Ketiban Rezeki Nomplok Setelah Sukses Taklukkan MK Dons
"Saya bekerja karena saya ingin pergi ke kota pada Sabtu malam," ucap pemain timnas Belanda itu.
"Saat itu mungkin saya mendapat upah 350 (sekitar Rp 5,5 juta) setiap bulan dan saya senang dengan penghasilan itu," katanya.
Sebaliknya ia bisa menunjukkan rasa bangga terhadap pekerjaan di masa lalunya.
Bahkan, Van Dijk dapat menraktir rekan-rekannya saat itu dari hasil upahnya sebagai tukang cuci piring di restoan.
Baca Juga : Heboh Video Skandal Lewis Hamilton dengan Mantan Kekasihnya Tersebar di Jagat Maya
"Saya dapat pergi ke McDonald's dan mentraktir teman-teman saya," kata Van Dijk.
"Kemudian saya mulai menyadari betapa pentingnya uang, tetapi itu bukan hal yang paling penting," jelasnya.
Virgil Van Dijk saat ini menjelma sebagai bek termahal di dunia dan menjadi salahs satu pemain andalan Liverpool.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR