Brylian pun disarankan untuk pulang, namun menolak karena merasa mengemban tugas negara.
Pada akhirnya, Brylian tetap pulang atas permintana keluarga dan pelatih.
Saat pulang, Brylian melihat ibunya telah berada di ICU dan tak sadar.
Ia pun membacakan surat Yasin, dan beberapa saat kemudia ibunya menghembuskan nafas terakhir.
Di momen itu, Brylian merasa hancur dan sudah pemisistis soal kariernya.
"Saya sudah pesimis untuk melanjutkan karier saya," ucap Brylian.
Namun, karena dukungan saudara dan teman dekatnya, Brylian akhirnya tetap melanjutkan kariernya.
Lalu pada Agustus 2018, Brylian akhirnya berhasil mewujudkan keinginan sang ibu di event Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo.
Pada momen itu, Brylian dan rekan-rekannya berhasil mengantarkan Timnas U-16 Indonesia menjadi juara.
Ia mengaku pada setiap pertandingan kala itu ia menangis karena ingat sang ibu.
"Saya ingat gimana almarhumah mama saya selalu ngaterin saya," tuturnya.
Selain itu, Byrlian ingat kalimat ibunya soal kapan namanya bisa disebut komentator di televisi.
Di momen itu namanya berhasil disebut komentator namun kenyataannya sang bunda telah tiada.
Dan kini pada ulang tahunnya yang ke 17 tahun di 2019, Brylian berhasil menjadi salah satu talenta muda Indonesia yang berangkat ke Inggris dalam program Garuda Select.
Menjadi bagian dari Garuda Select ia kembali harus mengorbankan kebersamaannya bersama keluarga.
Meski begitu ia berharap di tahun berikutnya ia bisa lebih sukses lagi dan bekerja keras demi mewujudkan keinginan orang tuanya.
View this post on Instagram
Source | : | instagram.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
KOMENTAR